Nama Anggota :
Della Monica
Livia Faradila
SISI
GELAP PERILAKU KONSUMEN
A.PENGERTIAN
KONSUMERISME
Mowen
dan Minor (2002) berpandangan bahwa konsumerisme merupakan suatu gerakan yang
telah meningkatkan kepekaan pemerintah dan perusahaan terhadap kebutuhan
konsumen di pasar. Konsumerisme secara tradisional dipandang sebagai
“seperangkat kegiatan pemerintah,bisnis,organisasi independen,dan konsumen yang
peduli dengan maksud melindungi hak-hak konsumen.” Perkembangan gerakan
konsumen berlangsung sekitar tahun 1900-an dan secara kasar dapat dikategorikan
ke dalam beberapa era yaitu :
1. Era
Membuka Korupsi
Pada tahun 1905 Upton Sinclair menulis The Jungle yang menunjukkan kondisi yang tidak beradab dalam
industri pengemasan daging di Chicago. Pada waktu itu ia menulis sebuah kritik
tajam bagi produsen yang menyatakan bahwa pengemasan daging mengandung bahan
pengawet yang berdampak sangat besar bagi kesehatan konsumen,padahal setelah
melalui penelitian,bahan pengawet tidak ditemukan dalam kemasan tersebut. Kongres
kemudian mengeluarkan Pure Food And Drug
Act (1906),The Federal Meat Inspection Act (1907),The Federal Trade Commission
Act (1914),dan Perundang-undangan lain yang berorientasi kepada konsumen.
2. Era
Informasi
Perkembangan hukum yang paling penting selama era ini adalah
dikeluarkannya Wheeler-Lea Act,suatu
amandemen untuk Federal Trade Comission (FTC) Act dari tahun 1914. Amandemen
tersebut memberi perspektif yang lebih berotientasi kepada konsumen,bersama
dengan tanggung jawab tambahan untuk menyelidiki tindakan dan praktik penipuan.
FTC diberi kekuasaan untuk mengeluarkan perintah cease-and-desist (menghentikan dan berhenti),mengenakan denda pada
perusahaan yang tidak mematuhi perintah semacam ini,dan menyelidiki
perusahaan,bahkan sebelum suatu keluhan resmi diajukan kepada mereka.
3. Era
Kepedulian yang Berlanjut
Selama perang dan pasca perang Dunia ke II (1945),fokus
telah beralih dari konsumerisme. Setelah itu para konsumen Amerika Serikat
mengalami kemakmuran baru dan kebutuhan akan produk-produk yang telah ditolak
selama perang. Akibatnya selama era ini hanya sedikit undang-undang tentang
perlindungan konsumen.
4. Gerakan
Konsumen Modern
Gerakan konsumen modern berlangsung antara tahun 1962 sampai
tahun 1980 yang dimulai dengan penghitungan empat hak konsumen oleh Presiden
John F. Kennedy pada tahun 1962 yaitu hak atas keselamatan,hak untuk mendapat
informasi,hak untuk memperoleh ganti rugi atau untuk diperiksa,dan hak untuk
memilih.
5. Petunjuk
Masa Depan di dalam Konsumerisme
Bagi konsumen,isu kesehatan dan keselamatan akan bertambah
penting,bahkan ketika masyarakat industry menjadi lebih sehat dan aman. Dari
perspektif pengatur,satu bidang kepedulian yang utama adalah penggunaan
komersial dari internet. Ketika,penggunaan meningkat (pembelian konsumen
melalui internet mungkin mencapai $200 Miliar menjelang tahun 2000), penyebaran
pornografi,penjualan produk yang tidak cocok bagi anak-anak di bawah umur,dan
jaminan transaksi keuangan telah menjadi isu-isu penting.
B.PERANG
MELAWAN KONSUMERISME
Hemat energy tidak bisa lepas dari lawan istilahnya, yaitu
hidup boros. Ajakan untuk hemat energy secara nasional manandakan betapa
borosnya hidup kita selama ini. Boros diartikan sebagai volume konsumsi yang
melebihi kebutuhan yang sebanarnya. Dengan kata lain, tidak adanya keseimbangan
antara produksi dan konsumsi.
Mentalitas hidup boros didorong oleh apa yang disebut arus
konsumerisme. Dunia tempat kita berpijak sekarang didominasi oleh dorongan
untuk mengkonsumsi. Benar konsumsi adalah sebuah kebutuhan demi kelangsungan
hidup manusia, akan tetapi pada zaman ini konsumsi menjadi kebutuhan yang
menggila. Orang merasa belum hidup apabila belum mengkonumsi. Jean baudrillard
menganggap msyarakat penghobi konsumsi sebagai masyarakat konsumer (consumer
society), masyarakat yang memperlakukan praktik konsumsi sebagai bagian utama
hidupnya.
Mengonsumsi memang lumrah, tetap sekarang ini dunia
menawarkan beragam kebutuhan baru agar orang mengonsumsinya. Konsumerisme
sebagai anak kandung kapitalisme telah merangsek sampai kejantung masyarakat.
Konsumerisme berhasil menciptakan kebutuhan baru di masyarakat.
Pada kondisi saat ini orang mengonsumsi barang bukan karena
mmebutuhkan secara fungsional, melainkan karena tuntutan prestise(gengsi), status,
atau sekedar gaya hidup (life style). Contohnya, seseorang membeli mobil mewah
bukan untuk memenuhi kebutuhannya fungsionalnya melainkan untuk meningkatkan
status, padahal digaransi rumahnya sudah terparkir dua unit mobil yang tak
kalah mewahnya.
Konsumerisme tidak terjadi tanpa media. Bisa melalui iklan,
baik yang terang-terangan maupun yang terselubung, masyarakat disuguhi beragam
produk baru. Lewat majalah dan televisi, kita disuguhi beragam iklan yang tiada
henti dan akhirnya memaksa kita untuk mengkonsumsi produk yang diiklankan
terseut. Bahasa iklan begitu membujuk dan membutakan mata kesadaran kita.
Budaya konsumsif ini pun melekat erat pada kehidupan remaja
sekarang. Ada komentar bahwa majalah-majalah remaja sekarang pun sama saja
seperti etalase toko. Isinya lebih banyak memamerkan produk-produk untuk
dijual. Kalangan yang katanya masih mencari jati diri ini menjadi sasaran empuk
pasar. Pasar menawarkan gaya hidup itu, remaja didorong untuk mengkonsumsi
produk-produk yang ditawarkan.
C. BEBERAPA
ISU KEBIJAKAN UMUM YANG BERKAITAN DENGAN KONSUMEN
Menurut
kotler dalam susanto (2001), periklanan penggunaan media yang dibayar oleh
penjual untuk mengomunikasikan informasi persuasive mengenai produk, jasa, atau
organisasinya merupakan kiat promosi yang potensial. Periklanan memiliki
berbagai bentuk (nasional, regional, local, konsumen, industry, dan eceran)
yang dirancang unuk mencapai berbagai tujuan. Ada lima tahap pengambilan
keputusan periklanan yaitu terdiri dari : penetapan tujuan, keputusan anggaran,
keputusan pesan, keputusan media, dan evaluasi efektivitas iklan. Anggaran
iklan dapat ditetapkan dengan dasar semampunya, presentase penjualan,
pengeluaran pesaing, atau berdasarkan tujuan dan tugas, dan model keputusan lain
yang tesedia..
Menurut
mowen dan monir (2002), selama periode tahun 1960-1980 tiga isu penting
konsumen muncul: iklan yang menipu, iklan yang ditujukan kepada anak-anak, dan
perlindungan lingkungan. Masing-masing isu ini selalu selalu berkisar pada
‘agenda kebijakan umum’.
1. Iklan
yang menipu (deceptive advertising)
Secara
harfiah berpotensi menyesatkan, beberapa iklan mudah untuk dievaluasi,
contohnya pernyatan “dijamin 10 tahun’ merupakan pernyataan yang mungkin benar
atau salah. Iklan yang berpotensi menyesatkan lebih sulit ditafsirkan karena
dampaknya tergantung pada interprestasi konsumen.
a. Ikla
yang tidak adil
Iklan
yang ditunjukan kepada anak-anak tidaklah adil. Bukan penipuan akan tetapi
apakah periklanan yang ditujukan kepada anak-anak bisa sampai kepada anak-anak
yang mungkin tidak mampu memahami pesan yang disampaikan.
b. Perbaikan
periklanan
Perbaikan periklanan perintah untuk menghentikan/melarang
sebuah iklah yang tidak masuk akal dan tidak bermanfaat sama sekali.
c. Petunjuk
yang akan datang
Studi menunjukan bahwa konsumen terus menyatakan
kepeduliannya tentang iklan yang secara potensial menyesatkan.
2. Iklan
bagi anak-anak
Kepedulian mengenai eksposur anak-anak
pada televisi dapat dibenarkan karena mempertimbangkan kuatnya pengaruh mdium
ini kepada anak-anak. Menurut penelitian pengaruh iklan dari TV telah menurun
karena tindakan kontra seperti perkumpulan keanggotaan anak-anak. Alasan lain
pengaruh iklan TV menurun adalah bahwa anak-anak lebih sedikit menonton iklan.
3. Perlindungan
lingkungan
Menurut riset, 78% konsumen akan beralih
kekemasan produk yang ramah lingkungan, meskipun harganya 5% lebih tinggi
daripada kemasan yang kurang ramah lingkungannya.
Menurut kotler dalam susanto (2001),
tujuan periklanan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu untuk menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan.
1. Untuk
menginformasikan
·
Memberi tahu pasar mengenai suatu
produk baru
·
Mengusulkan kegunaan baru suatu produk
·
Memberi tahu pasar mengenai peubahan
harga
2. Untuk
Membujuk
·
Membentuk preferensi merek
·
Mendorong pengalihan ke merek kita
·
Membujuk pembeli untuk membeli sekarang
3. Untuk
mengingatkan
·
Mempertahankan kesadaran puncak
·
Mengingatkan pembeli dimana mereka
dapat membeli produk
·
Menjaga agar pembeli tetap ingat pada
produk
Periklanan iformatif (menginformasikan) dilakukan secaa
besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, yang tujuannya untuk
membentuk permintaan utama. Periklanan persuasuf (membujuk) pening dilakukan
pada tahapkempetitif, dimana tujuannya adalah untuk membujuk permintaan yang
selektif bagi suatu merek tertentu.
Beberapa periklanan persuasive telah bergeser menjadi
periklanan perbandingan. Namun demikian, diindonesia periklanan perbandingan
yang menyebutkan merek competitor secara lengsung belum diperbolehkan. Ketika
menggunakan periklanan perbandingan, perusahaan harus yakin bahwa mereka dapat
membuktikan pernyataan keunggulannya dan mereka tidak dapt dibalas dibidang
dimana merek lainnya lebih unggul.
Iklan pengingat sangat penting iklan dimajalah atau ditv
tidak untuk membujuk atau menginformasikan, tetapi untuk mengingatkan
orang-orang untuk membeli produk yang diiklankan. Bentuk iklan yang berhubungan
dengan jenis ini adalah iklan penguat, yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli
bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Pilihan mengenai tujuan
peiklanan harus didasarkan pada analisis mendalam tentang situasi pemasaran
sekarang. Tujuan yang tepat adalah untuk mendorong pemakaian merek yang lebih
tinggi. Sebaliknya, jika kelas produk baru dan perusahaan bukan pemimpin pasar,
tetapi merek tersebut unggul dibandingkan pemimpin pasar, tujuan yang tepat
adalah untuk meyakinkan pasar mengenai keunggulan merek tersebut.
D. PERILAKU
KONSUMEN YANG MERUGIKAN
Perilaku konsumen yang merugikan terdiri dari atas tindakan
dan kegiatan yang secara negative memengaruhi mutu kehidupan jangka panjang
individu dan masyarakat.jenis perilaku ini ada dua bentuk. Bentuk perilaku
merugikan yang pertama terdiri atas pengonsumsian produk yang menimbulkan
bahaya, seperti konsumsi rokok dan heroin. Jenis perilaku kedua yaitu
penggunaan produk dengan cara yang tidak aman atau gagal untuk menggunakan
ciri-ciri produk yang aman atau mengikuti instruksi keselamatan.
Ada dua pendekatan yang mungkin bisa mendorong orang untuk
bertindak denga cara yang aman.
Pendekatan yang pertama adalah dengan mengeluarkan undang-undang yang memaksa
konsumen untuk menggunakan sabuk pengaman, melarang periklanan serta penjualan
rokok, dan mengenakan hukuman yang lebih ketat
kepada merek yang mengemudi dalam keadaan mabuk. Sementara pendekatan
yang kedua adalah dengan menggunakan teknik-teknik pemasaran untuk mendorong
konsumen bertindak secara lebih tepat.
Beberapa penjelasan potensial penyalahgunaan produk yang
aman:
·
Kegiatan yang menyimpang
Hasil kinerja yang salah akibat proses
kognitif yang salah. Hal ini terutama terjadi ketika konsumen lebih berfokus
pada hasil akhir yang diinginkan dibandingkan dengan keberhasilan usaha pada
umunya yang dibutuhkan untuk mencapai hatinya.
·
Kesalah yang ringan
Kecenderungan untuk tidak memberikan
perhatian secara terus-menerus, khususnya selama aktivitas dilaksakan secara
rutin
·
Pemberdayaan
Konsumen mengambil resiko, tetapi tidak
mau menerima konsekuensinya. Setiap percobaan berturut-turut yang tidak
menghasilkan pemberdayaan cenderung menimbulkan perilaku yang berisiko
·
Tujuan hedonis
Para konsumen berfokus pada khayalan,
kesenangan, dan perasaan yang cenderung kurang memperhitungkan keterlibatan
resiko dalam perilaku mereka.
·
Ritual/penyalahgunaan sanksi secara
sosial
Pesta minuman keras dikampus, misalnya
E. KONSUMSI
YANG KOMPULSIF
Menurut
mowen dan minor (2002), beberapa perilaku konsuman yang sembrono mencangkup
pemakaian produk yang membahayakan bagi dirinya. Lama-kelamaan banyak diantara
perilaku ini yang menjadi perilaku kompulsif atau adiktif.. perilaku lainnya
tidak merusak moderasi, tetapi akan merusak bila perilaku berubah menjadi
kompulsif. Akan membahas 3 konsumsi kompulsif, berikut :
1. Merokok
Kepedulian mengenai bahaya kesehatan
dari rokok timbul, tetapi setalah dikeluarkan laporan umum dokter bedah para
pengambil kebijakan baru mulai berusaha sekuat tenaga untuk mengubah perilaku
merokok masyarakat. Terdapat larangan atas iklan TV yang mempromosikan rokok,
industri rokok terus bertahan. Beberapa peneliti mengangap bahwa strategi
komunikasi yang buruk oleh kelompok anti merokok di beberapa lingkungan dan
posisi kognitif yang dipegangnya itu penting. Pada kesadaran akan pengaruh
merokok pada kesehatan, konsumen sekarang menilai secara berlebihan, bukan
menyepelekan, resiko kanker paru-paru
2. Minum
yang kompulsif
Menurunnya angka kematian yang
berkaitan dengan alcohol merupakan akibat dari penurunan secara menyeluruh dalam
pengonsumsial alcohol. Banyanya yang mengkonsumsi alcohol sehingga
mempertimbangkan pengembangan bir di bawah label mereka unuk mengejar penurunan
penjualan minuman keras.
3. Judi
yang kompulsif
Bermain
judi merupakan prevalensi di beberapa Negara. Berjud merupakan daya tarik yang
luas dinegara-negara lain. Beberapa orang akan berhenti berbelanja untuk
sementara kemudian kembali menjadi pembelanja yang kompulsif sebagaimana
pecandu alcohol dan obat. Seperti kecanduan lainnya, mereka melihat pengalaman
sebagai pendorong untuk terlibat sekali lagi dalam pengalaman tersebut.
F. TANGGUNG
JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Tujuan bisnis adalah untuk mencari laba dan juga bertanggung
jawab kepada karyawan dan juga masyarakat. Banyak perusahaan telah mengeluarkan
mengeluarkan sejumlah besar energy, waktu, dan uang untuk menggambarkan diri mereka
sebagai anggota perusahaan yang baik dan bertindak dengan cara yang bertanggung
jawab secara sosial. Tanggung jawab sosial perusahaan mengacu pada ide bahwa
bisnis memiliki kewajiban untuk membantu masyarakat yang menghadapi masalah,
beberapa argument mendukung pengertian bahwa mengembangkan citra positif dalam
istilah tanggung jawab sosial ini penting bagi peusahaan.
G. KEBERHASILAN
JANGKA PANJANG
Salah satu argument tentang tanggung jawab sosial tergantung
pada perspektif jangka panjang, buakn pada perspektif jangka pendek. Hal itu
menyebutkan bahwa kepentingan bisnis itu sendiri dapat maju bila bisnis
memasukkan tinjauan jangka panjang. Posisi ini akan mendorong pengeluaran untuk
mendukung kegiatan tanggung jawab sosial karena mereka akan menghasilkan
manfaat dikemudian hari yang berupa persetujuan dan kesetiaan konsumen.
H. MERAIH
CITRA UMUM POSITIF
Perusahaan dapat menciptakan citra umum yang positif bagi
diri mereka sendiri dengan bertindak menggunakan cara-cara yang secra sosial
bertanggung jawab. Sebuah studi menunjukan bahwa para pelanggan mungkin tidak
akan menyalahkan pengusaha atas kecelakaan yang berkaitan dengan produknya bila
produk-produknya memiliki standar keamanan yang lebih, bukan hanya memenuhi standar
yang dimandatkan pemerintah. Perusahaan dapat berperilaku dengan cara yang
secara sosial bertanggung jawab adalah dengan mengadakan penarikan ulang produk
secra cepat bila ditemukan kerusakan. Ini adalah pandangan tentang implikasi
penarikan ulang produk.
1. Produk
harus bekerja keras untuk mempertahankan citra positif perusahaan seringgi
mungkin. Perusahaan seperti itu tidak akan mendapatkan banyak tanggapan
negative dari konsumen ketika penarikan ulang dilakukan
2. Perusahaan
harus menetapkan rencana penarikan ulang yang dapat dengan cepat
diimplementasikan supaya dapat mencegah bencana.
3. Bila
masalah pertama ditemukan, mungkin lebih baik jika masalahnya dibesar-besarkan
kepada masyarakat. Kemudian konsumen akan membuat kesan yang lebih baik
terhadap perusahaan ketika mereka mendengar bahwa masalahnya tidak sederhana
seperti yang awalnya diduga.
I. MENGHINDARI
PERATURAN PEMERINTAH
Alasan terakhir untuk bertindak dengan cara yang bertanggung
jawab secara sosial adalah untuk menghindari peraturan pemerintah. Dengan
adanya nilai-nilai kemasyarakatan saat ini, bila bisnis tidak memberi respons
pada tuntutan masyarakat itu sendiri, kelompok konsumen akan selalu menekan
pemerintah untuk ikut campur.
Semua
fungsi bisnis sampai batas tertentu berhubungan dengan tanggung jawab sosial,
tetapi beban tanggung jawabpaling banyak jatuh pada pemasar, jadi, bila suatu
perusahaan telah dipandang bertindak secara tidak etis atau tidak bertanggung
jawab, bagian pemasaran adalah fungsi yang paling disalahkan. Para pemasar
sebaiknya dapat menghindari kesalahan dengan mengikuti strategi yang
disarankan, yaitu memelihara citra awal perusahaan yang positif dan memberi
tanggapan dengan cepat bila timbul kesulitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar