Nama Anggota : Nor ainun
Nur Aini qaidah
Niki Aulia Hansary
KELUHAN KONSUMEN
12.1 Perilaku Keluhan Konsumen
Model perilaku keluhan konsumen mengidentifikasi dua tujuan
utama untuk mengeluh. Pertama, konsumen mengeluh untuk menutupi Kerugian
ekonomi. Mereka mungkin berusaha menukar produk yang bermasalah dengan produk
lainnya,baik secara langsung dari perusahaan / toko maupun secara tidak
langsung melalui tindakan hukum .Alasan kedua mengapa konsumen terlibat dalam
perilaku keluhan adalah untuk membangun kembali citra diri mereka. Sering kali
pembelian suatu produk terikat pada citra diri pembeli sehingga bila produk
kurang berhasil, citra diri pembeli menurun. Konsumen dapat menggunakan
komunikasi dari mulut ke mulut yang negatif,berhenti membeli karena melihat
merek, mengeluh pada perusahaan atau Better Business Bureau,atau mengambil
tindakan hukum.
12.2
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keluhan Konsumen
Sejumlah faktor yang memengaruhi keluhan konsumen telag
diidentifikasi. Perilaku keluhan konsumen meningkat apabila
1.
Tingkat ketidakpuasan meningkat;
2.
Sikap konsumen untuk mengeluh
meningkat;
3.
Jumlah manfaat yang diperoleh dari
sikap mengeluh meningkat;
4.
Perusahaan disalahkan atas suatu
masalah;
5.
Produk tersebut penting bagi konsumen;
6.
Sumber-sumber yang tersedia bagi
konsumen untuk mengeluh meningkat;
12.3
Reaksi Perusahaan terhadap keluhan konsumen
Para pembuat kebijakan umum sangat memperhatikan keluhan
konsumen. Bila mereka menganggap bahwa keluhan konsumen terlalu sering
dikemukakan dalam industri, mereka mungkin akan mengembangkan sejumlah
peraturan untuk meringankan masalah. Tentu saja manajer lebih suka menghindari
pelanggaran pemerintah, kemungkinan intervensi pemerintah sering kali merupakan
desakan yang kuat untuk menentukan standar-standar industry. The Council of the
Better Business telah mengumpulkan informasi mengenai jenis-jenis industri yang
menerima keluhan paling banyak.
Perusahaan
disarankan menggunakan permintaan maaf secara strategis sehingga mereka dengan
akurat dapat menjelaskan penyebab dan hasil dari peristiwa negatif yang
menyebakan keluhan.Tentu saja ,para konsumen tidak selalu benar dan perusahaan
tidak selalu salah sehingga kadang-kadang penjelasan yang sopan dapat
menjernihkan kesalahpahaman.
12.4
Keluhan dan Perilaku Keluar
Perilaku
keluar (exit behavior) mengacu pada pilihan konsumen untuk meniggalkan hubungan
atau menurunkan tingkat konsumsi barang atau jasa. Para peneliti yang
menyelidiki perilaku keluhan konsumen dalam industri telepon genggam
mendapatkan bahwa konsumen yang mengeluh (1) lebih mungkin untuk meninggalkan
hubungan dan (2) lebih mungkin untuk mengurangi tingkat konsumsi barang atau
jasa.
Perusahaan
harus menetapkan dan mengukur dengan tepat tingkat kehilangan pelanggan .
Perusahaan harus mengidentifikasi penyebab hilangnya pelanggan. Mencegah 5%
dari jumlah pelanggan yang hilang akan berdampak pada peningkatan profit lebih
dari 25%
12.5
Memberi Solusi Untuk Keluhan Pelanggan
Solusi untuk keluhan pelanggan merupakan bagian yang penting
(kritis) pada masalah kehilangan pelanggan.Jika perusahaan berhasil memberikan
solusi terbaik dari keluhan pelanggan, sebanyak 98% konsumen akan tetap
bersedia menjadi pelanggan dan tidak pindah ke perusahaan lain. Mayoritas
konsumen tidak menyampaikan keluhan, walaupun mereka tidak puas atau
dikecewakan oleh perusahaan.
12.5.1
Mengidentifikasi Keluhan Pelanggan
Memahami keluhan pelanggan sangat penting untuk diperhatikan
pemasar. Ketidakpuasan satu orang pelanggan bisa berdampak panjang. Konsumen
tersebut akan berbicara kepada orang lain. Oleh karena itu . Pengidentifikasian
keluhan konsumen ini sangat penting. Jika dibiarkan, Keluhan konsumen bisa
berdampak pada ketidakpuasan konsumen yang berkepanjangan . Keluhan pelanggan
bisa berupa
1.
Pertanyaan;
2.
Penolakan;
3.
Celaan;
4.
Penilaian;
5.
Pembandingan dengan produk lain;
6.
Ketidaksanggupan membayar;
Keluhan Pelanggan merupakan ungkapan
emosional pelanggan karena adanya sesuatu yang tidak dapat diterimanya, baik
yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan maupun dengan pelayanan. Setiap
keluhan yang muncul dari calon pelanggan
dan / atau pelanggan harus diidentifikasi berdasarkan jenis dan tingkat
penyelesaiannya,yang tujuannya adalah untuk mencari jalan keluar yang paling
tepat dari keluhan tersebut. Beberapa
keluhan pelanggan yang sering ditemukan penyebabnya adalah sbb:
1.
Pelayanan yang diterima tidak seperti
yang diharapkan ;
2.
Diabaikan dan dibiarkan menunggu tanpa
penjelasan;
3.
Tidak ditanggapi atau tidak
diperhatikan;
4.
Produk yang dibeli tidak sama dengan
yang dipromosikan;
5.
Mendapat pelayanan yang kurang/tidak
baik;
6.
Kurang/tidak dihargai;
7.
Lamban dalam pelayanan;
8.
Kesalahpahaman dalam komunikasi;
9.
Kesalahan wiraniaga dalam pengambilan
dan pembungkusan barang yang dibeli.
Selain keluhan-keluhan tersebut ada pula
keluhan pelanggan yang telah mencapai puncaknya yang dinyatakan dengan kemarahan.
Biasanya kemarahan pelanggan tersebut disebabkan oleh keluhan berikut:
1.
Pelayanan tidak seperti yang
dijanjikan;
2.
Merasa tertipu atau dimainkan;
3.
Merasa diperlakukan dengan kasar;
4.
Dilayani petugas yang tidak kompeten;
5.
Sudah beberapa kali mengeluh, tetapi
tidak ditanggapi;
6.
Tidak ada yang bertanggung jawab atau
saling lempar tanggung jawab atas suatu kesalahan;
7.
Prosedur yang berbeli-belit dan
mengesalkan;
8.
Mendapati kesalahan yang
berulang-ulang;
9.
Merasa dilayani dengan tidak
professional;
10.
Kesulitan dalam pembayaran barang;
12.5.2
Mengantisipasi Keluhan Pelanggan
Keluhan pelanggan seyogianya segera diantisipasi. Ada dua
tindakan untuk mengantisipasi keluhan pelanggan. Tindakan yang pertama adalah
tindakan preventif dan yang kedua, tindakan kuratif.
Tindakan pencegahan tentu lebih baik dari pada tindakan
kuratif, yaitu tindakan yang dilakukan setelah keluhan pelangganbenar-benar
terjadi. Tindakan preventif dirancang dengan menyusun keluhan pelanggan secara
procedural dengan pengadministrasian yang professional; perusahaan seharusnya
menyediakan mekanisme yang efektif dan efesien, misanya dengan menyediakan
perlengkapan fasilitas sbb :
1.
Penyediaan kartu komentar;
2.
Penyediaan blangko keluhan pelanggan;
3.
Penyediaan saluran siaga (hotline)
bebas pulsa bagi keluhan pelanggan;
4.
Penyediaan kotak saran dan pengaduan;
5.
Penyedian situs web untuk e-mail
keluhan pelanggan;
6.
Penyediaan petugas layanan konsumen di
perusahaan;
7.
Penyediaan PO BOX untuk pengaduan
keluhan;
Dari
semua bentuk keberatan dan keluhan yang dilontarkan baik oleh calon pelanggan
maupun pelanggan,bagaimana bentuk solusi yang dapat diberikan oleh penjual untuk
menanggapinya? Tindakan kuratif
adalah tindakan yang harus dilakukan ketika pelanggan atau konsumen telah
merasakan ketidakpuasan atau kekecewaan terhadap produk, harga, atau pelayanan
yang diberikan perusahaan/ penjual. Keluhan pelanggan yang diterima oleh
perusahaan kemudian diidentifikasi dan diklasifikasikan berdasarkan jenis dan
tingkatannya. Dari hasil identifikasi dan klasifikasi ,solusi untuk keluhan dan
keberatan bisa dicari dengan lebih terarah. Sebagai contoh ,di antara junis
keberatan tersebut ada keberatan jenis pelayanan,barang,harga barang, mutu
barang, dan kuantitas dan kualitas barang. Untuk tingkat penyelesaian jenis
keberatan tersebut bisa diambil langkah-langkah procedural sesuai dengan
ketentuan dan wewenang diperusahaan, misalnya apakah keluhan tersebut diajukan
kepada pramuniaga, kasir, bagian gudang, atau yang lainnya. Pemberian solusi
terhadap keberatan untuk meneruskan tawar-menawar ke tahap transaksi yang
diugkapkan calon pelanggang terganung pada sifat keberatannya. Ketika
memberikan solusi untuk keberatan calon pelanggan ,umumnya kita perlu
memperhatikan hal-hal berikut.
1. Tunjukkan
empati kepada pelanggan seakan kita sendirilah yang merasakan ketidakpuasan
atau kekecewaan itu.
2. Ajaklah
calon pelanggan berbicara, jangan hanya kita sendiri yang berbicara. Terima dan
dengarkan segala keberatan dengan saksama.
3. Adakah
pendekatan kepribadian seperti menanyakan nama dan tempat tinggal.
4. Ajukanlah
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan masalah keberatan.
5. Berikan
solusi yang tepat dan menguntungkan kedua belah pihak , misalnya memberikan
barang lain yang harganya sama sebagai pengganti.
12.5.3
Langkah-Langkah untuk Menangani keluhan Pelanggan
Secara lebih mendetail,langkah atau proses untuk mengatasi
keluhan pelanggan/konsumen adalah sbb:
1.
Mendengarkan secara aktif;
2.
Meminta maaf/berempati;
3.
Memahami situasi;
4.
Memberi informasi;
5.
Menawarkan bantuan;
6.
Menawarkan alternative pemecahan;
7.
Mendapatkan persetujuan pelanggan;
8.
Mengambil tindakan;
9.
Meminta maaf/menyampaikan terimakasih;
10.
Menindak lanjuti;
12.5.4 Penyelesaian pengaduan mengenai
mutu pelayanan
Penyelesaian permasalahan atau solusi
yang dapat diberikan atas pengaduan atau keluhan mengenai mutu pelayanan oleh
jajaran pegawai perusahaan adalah sbb:
1. Keluhan
kurangnya penyediaan troli (kreta dorong) jangan katakana maaf yang diikuti
dengan alasan bahwa ada banyak konsumen ditoko.
Pemimpin
atau pengelola perusahaan harus mampu mencari troli dengan segera,dan bila
tidak ada, sampaikan maaf, berikan perlengkapan /peralatan pengganti lain
seraya mengucapkan terima kasih, dan menjanjikan bahwa di lain waktu pengelola
akan menambah jumlah troli.
2.
keluhan mengenai
cara penempatan produk yang menyulitkan terima pengaduan konsumen sebagai baha
n pertimbangan untuk merancang ulang penemaptan barang, disesuaikan dengan
jenis barang menurut format kebutuhan konsumen. Ucapkan terima kasih dan beri
tahukan bahwa sarana konsumen sangat berguna dan akan diperhatikan dengan baik
utntuk perubahan.
3.
Keluhan mengenai
cara pelayanan yang kurang ramah
terima keluhan konsumen, sampaikan terima kasih dan
permohonan maaf, kemudian beri tahukan bahwa pada saat itu juga keluhan
tersebut akan langsung ditindaklanjuti. Bila perlu, pengawasan atau manajer
yang bertugas pada saat itu memberikan hadiah kecil sebagai penghargaan dan
ungkapan terima kasih.
4.
Keluhan mengenai
cara pelayanan yang lambat
Untuk keluhan tentang lambatnya pelayanan, sampaikan
permohonan maaf. Jangan berikan jawaban bahwa semua pelayan sedang sibuk atau
ada urusan lain, lebih baik segara panggil pengawai/pramuniaga lain utntuk
membantu konsumen. Atau, akan lebih hebat lagi bila pengawas/pegawai yang
menerima keluhan langsung turun tangan membantu konsumen tersebut secara spontan
dan dengan sikap yang sopan sehingga kan menjadi “obat yang paling mujarab”
untuk “mengobati” ketidakpuasan konseumen tersebut.
5.
Keluhan mengenai
kesalahan pemberian harga (biasanya karena harga di toko lebih tinggi dari yang
dicantumkan dalam brosur atau iklan)
Kejadian ini tentu saja bukanlah kesengajaan yang
dilakukan perussahaan, tetapi mungkin karena keteledoran karyawan . keluhan
mengenai harga harus langsung ditindaklanjuti pada saat itu juga, lakukan
perubahan sesuai dengan janji di iklan atau brosur. Kalau perbedaannya tidak
begitu besar, jangan dijawab karena ada salah cetak di brosur.
6.
Keluhan atas cara
pengamanan yang berlebihan sehingga menimbulkan kekurang nyamanan dan ketidak
bebasan utnuk memilih barang
Keluhan ini sebaiknya diminimalkan atau tidak terjadi.
Dari awal persuahaan seharusnya sudah melakukan tindakan preventif. Berbelanja
di toko swalayan tentu dilakukan konsumen karena konsumen memang tidak terlalu banyak membutuhkan campur
tangan atau bantuan dari pramuniaga.
Untuk melakukan proteksi atau pengamanan barang-barang
dagangan dari penguti, manajemen
perusahaan/toko biasanya membentuk tim pengaman yang terdiri atas orang-orang
yang tidak berseragam atau berseragam (satpam), dan ada juga yang menggunakan
alat pemantau berupa kamera yang dihubungkan ke TV dan video (closed
circuit/CCTV).
7.
Keluhan mengenai
kurangnya meja (counter) pembayaran
Keluhan mengenai kurangnya meja pembayaran biasannya
mucul karena jumlah tempat pembayaran yang sedikit atau karena pada saat padat
pengunjung petugas di tempat pembayaran kurang terampil sehingga menimbulkan
antrean yang panjang. Sering juga terjad kelambatan akses atau kerusakan alat
otoritasi kartu kredit atau kartu debit, pemalsuan kartu kredit, atau kersuakan
mesin tunai (cash machine). Keluhan tidak perlu dijawab dengan alasan-alasan di
atas, tetapi terima saja dengan lapang dada saran utntuk menyediakan jumlah
meja pembayaran yang cukup untuk melayani jumlah konsumen yang berbelanja.
8.
Keluhan mengenai
prasangka buruk pengaman perusahaan
Pengaman perusahaan/toko berseragam satpam adalah figur
pengaman yang selama ini sering dikeluhkan konsumen karena sering kali
berprasangka buruk terhadap konsumen dan sering memeriksa dengan cara yang
tidak sopan. Jalan keluar yang sangat bijak perlu diambil untuk menangani
kejadian ini, yaitu dengan meminta maaf, merehabilitasi nama baik konsumen,
atau mengganti rugi tuntutan (klaim) yang mungkin diajukan konsumen.
9.
Pengaduan konsumen
yang disampaikan melalui lembaga konsumen dan ditulis secara terbuka di media
massa
Penyelesaian untuk pengaduan mengenai mutu pelayanan dan
produk yang disampaikan konsumen melalui lembaga konsumen dan yang ditulis di
rubrik “Surat Pembaca” di media cetak adalah sebagai berikut.
a.
Untuk pengaduan
yang disampaikan kepada perusahaan/toko melalui aktivis lembaga konsumen,
penanganannya harus dilakukan dengan baik oleh pemimpin dan petugas humas.
b.
Untuk pengaduan
yng ditulis dengan surat terbuka, pihak manajemen perusahaan/toko harus
menanganinya dengan melihat terlebih dahulu benar tidaknya kejadian dengan
menghubungi pihak penulis pengaduan atau keluhan terbuka yang bersangkutan.
Ada pun bentuk dan
jenis tanggapan /keluhan yang datang dari khalayak selaku calon konsumen atau
konsumen harus ditangani dengan baik karena setiap tanggapan/keluhan yang
datang akan mempunyai dampak tertentu bagi kelangsungan produk atau perusahaan,
antara lain
1)
Peningkatan
pelayanan;
2)
Peningkatan dan
penurunan produksi;
3)
Peningkatan atau
pengurangan persediaan barang;
4)
Penambahan atau
pengurangan tempat penjualan outlet;
5)
Penghentian
pemasaran barang;
6)
Kelangsungan usaha
secara umum.
Cepat lambatnya reaksi dari pelanggan setidaknya
dipengaruhi oleh
1)
Waktu kerja
(banyak orang yang baru berniat berbelanja pada hari-hari libur);
2)
Pola belanja
(belanja berwaktu : mingguan, dua mingguan, bulanan);
3)
Hari –hari gaji
(kemampuan belanja saat awal bulan);
4)
Besarnya tabungan
(daya beli tertunda, uang ditabung);
5)
Kuasa belanja
(apakah yang memutuskan belanja istri atau suami, atau keduanya).
Jenis tanggapan/keluhan dari konsumen yang harus
ditangani biasanya ditujukkan dengan datangnya ungkapan keinginan dari para
konsumen secara lansung maupun tidak langsung sehingga harus dilakukan
1)
Pelayanan kepada
konsumen yang ingin mengetahui spesifikasi barang dan kegunaannya;
2)
Pelayanan kepada
konsumen yang menginginkan adanya demo penggunaan barang;
3)
Pelayanan kepada
konsumen yang ingin melakukan penjajakan dengan cara mencoba barang;
4)
Pelayanan kepada
konsumen yang ingin disediakan barang;
5)
Pelayanan kepada
konseumne yang ingin mengetahi mutu, jaminan, dan pelayanan purnajual;
6)
Pelayanan kepada
konsumen yang ingin ditujukkan di mana saja barang yang diiklankan tesebut
dijual;
7)
Pelayanan kepada
konsumen yang ingin membeli dengan angsuran;
8)
Pelayanan kepada
konsumen yang ingin melihat atau mengetahui contoh, jenis atau variasi barang
yang ditawarkan.
Beberapa cara praktis untuk mengatasi atau mengendalikan
keberatan pembeli adalah sebagai berikut :
1)
Penjual harus
mengetahui terlebih dahulu apa yang mejadi sumber keluhan.
2)
Dengarkan
baik-baik keberatan calon pembeli, jangan memotong pembicaraaan.
3)
Ulangi segala
keberatan calon pembeli dengan bahasa pejual sendiri.
4)
Usahakan agar
penjual mengetahui keberatan calon pembeli.
5)
Kemudian, jawablah
segala keberatan tersebut tanpa berbantah.
6)
Jika calon pembeli
mengajukan keberatan yang bersifat umum, jawablah segala keberatan tersebut
tanpa berbantah.
7)
Jangan menganggap
bahwa keberatan calon pembeli itu salah. Setiap kali pembeli mengajukan
keberatannya, seorang penjual harus mencoba menaggapinya dengan senang hati.
12.5.5 Mengetahui,
Memahami, dan Mengonfirmasikan batasan wewenang Negosiasi kepada Pemimpin
Ketika menanggapi keluhan pelanggan, pegawai sesuai
dengan jabatannya memiliki kewenangan untuk menyelesaikan keluhan atau
keberatan yang diajukan oleh pelanggan. Demikian pula ketika menyelesaikan
negosiasi penjualan. Seseorang yang diberi kewenangan untuk melakukan negosiasi
terkadang tidak dapat menyelesaikan negosiasi tersebut.
12.5.6 Sikap yang
Diperlukan untuk Melakukan Proses Tawar-Menawar dengan Calon Pelanggan
untuk melakukan proses tawar-menawar dengan konsumen atau
pelanggan dengan segala keberatan dan keluhannya dibutuhkan sikap dan perilaku
karyawan sebagai berikut:
1. Empati
2.
Bijaksana
3.
Sabar
4.
Cermat
5.
Teliti
6. Bertanggung jawab
12.5.6.1 Memotivasi dan
Meyakinkan Pelanggan
1.
Memotivasi Pelanggan
Seseorang mempunyai beberapa kebuthan pada suatu waktu.
Motif pembelian produk dibagi menjadi dua golongan, yaitu
a.
Motif produk
emosional (emotional prduct motives)
b.
Motif produk
rasional (rational product motives)
2.
Mempertahankan ketertarikan target pelanggan terhadap
produk
Setelah memberikan motivasi, tahap berikutnya adalah
meyakinkan calon pelanggan. Tahap ini lebih cenderung pada penegasan keinginan
calon pembeli untuk meneruskan jual beli hingga tahap penutupan.
12.5.6.2 Mencermati
Perilaku Konsumen
Menurut engel
(2006), perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan individu yang secara lansung
terlibat dalam pemerolehan dan penggunaan barang-barang jasa ekonomis, termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut. Dalam hal ini, ada sembilan tipe konsumen yang harus diketahui oleh
penjual, yaitu
1.
Konsumen yang
sopan dan terhormat;
2.
Konsumen yang
berbudi baik;
3.
Konsumen yang
cepat dan praktis;
4.
Konsumen yang
bimbang dan lamban;
5.
Konsumen yang
mudah naik pitam;
6.
Konsumen yang
terlalu cepat;
7.
Konsumen yang
pasif-apatis;
8.
Konsumen yang
intelektual;
9.
Konsumen yang
aneh.
12.5.6.3 Mengarahkan Target
Pelanggan ke Tahap Kesepakatan
Langakah terakhir
dari suatu kegiatan penjualan adalah penutupan penjualan, yang dalam hal ini
terjadi kesepakatan jual beli antara pihak penjual dan calon pelanggan. Setelah
terjadi kesepaktan antara penjual dan calon pelanggan. Stelah terjadi
kesepaktan antara penjual dan calon pelanggan untuk melakukan transaksi jual beli, langakh
selanjutnya adalh menuangkan kesepakatan tersebut dalam suatu surat perjanjian.
1.
Surat perjanjian
negosiasi
Hasil-hasil dari
negosiasi atau perundingan merupakan pedoman yang harus dihormati dan
dijalankan oleh kedua belah pihak yang bernegoasiasi. Hasil negosiasi biasanya
disebutkan sebagai kesepakatan, yang
dapat dijalankan secara langsung tanpa atau setelah dibuat surat perjanjian.
2.
Penyusunan kontrak
bisnis
Untuk menyusun
suatu kontrak bisnis yang baik diperlukan adanya persiapan atau perencanaan
terlebih dahulu. Idealnya, sejak negosiasi bisnis, perisapan tersebut sudah
dimulai. Penyusunan suatu kontrak bisnis meliputi beberapa tahapan persiapan
tau perencanaan sampai dengan pelaksanaan isi kontrak. Tahap-tahapan adalah
sebagai berikut:
1.
Prakontrak;
2.
Kontrak;
3.
Penyelesaian
sengketa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar