Sabtu, 04 Maret 2017

PENGARUH BUDAYA TERHADAP PERILAKU MEREKA DALAM MEMILIH BERBAGAI PRODUK

1. Della Monica S
2. Ibnu Hansyah Putra
3. Indra Alim
4. Livia Faradila
5. Rahmadien

PENGARUH BUDAYA SUKU MINANGKABAU TERHADAP PERILAKU MEREKA DALAM MEMILIH SUATU PRODUK

BAB I
PENDAHULUAN
Budaya Minangkabau adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan berikut daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di Nusantara yang sangat menonjol dan berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi anti-tesis bagi kebudayaan besar lainnya, yakni budaya Jawa yang bersifat feodal dan sinkretik. Berbeda dengan kebanyakan budaya yang berkembang di dunia, budaya Minangkabau menganut sistem matrilineal baik dalam hal pernikahan, persukuan, warisan, dan sebagainya.
Orang Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang memiliki etos kewirausahaan yang tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan serta bisnis yang dijalankan oleh pengusaha Minangkabau di seluruh Indonesia. Selain itu banyak pula bisnis orang-orang Minang yang dijalankan dari Malaysia dan Singapura. Wirausaha Minangkabau telah melakukan perdagangan di Sumatera dan Selat Malaka, sekurangnya sejak abad ke-7. Hingga abad ke-18, para pedagang Minangkabau hanya terbatas berdagang emas dan rempah-rempah. Meskipun ada pula yang menjual senjata ke Kerajaan Malaka, namun jumlahnya tidak terlalu besar. Pada awal abad ke-18, banyak pengusaha-pengusaha Minangkabau yang sukses berdagang rempah-rempah. Di Selat Malaka, Nakhoda Bayan, Nakhoda Intan, dan Nakhoda Kecil, merupakan pedagang-pedagang lintas selat yang kaya. Kini jaringan perantauan Minangkabau dengan aneka jenis usahanya, merupakan salah satu bentuk kewirausahaan yang sukses di Nusantara. Mereka merupakan salah satu kelompok pengusaha yang memiliki jumlah aset cukup besar.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    BUDAYA SUKU MINANGKABAU DALAM HAL MAKANAN
Memasak makanan yang lezat merupakan salah satu budaya dan kebiasaan masyarakat Minangkabau. Hal ini dikarenakan seringnya penyelenggaraan pesta adat, yang mengharuskan penyajian makanan yang nikmat. Masakan Minangkabau tidak hanya disajikan untuk masyarakat Minangkabau saja, namun juga telah dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh  Belanda, dan Amerika Serikat. Rendang salah satu masakan khas MinangkNusantara. Orang-orang Minang biasa menjual makanan khas mereka seperti rendang, asam pedas, soto padang, sate padang, dan dendeng balado di rumah makan yang biasa dikenal dengan Restoran Padang. Masakan Minangkabau merupakan masakan yang kaya akan variasi bumbu. Oleh karenanya banyak dimasak menggunakan rempah-rempah seperti cabai, serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, dan bawang merah. Kelapa merupakan salah satu unsur pembentuk cita rasa masakan Minang. Bahan utama masakan Minang antara lain daging sapi, daging kambing, ayam, ikan, dan belut. Orang Minangkabau hanya menyajikan makanan-makanan yang halal, sehingga mereka menghindari alkohol dan lemak babi. Selain itu masakan Minangkabau juga tidak menggunakan bahan-bahan kimia untuk pewarna, pengawet, dan penyedap rasa. Teknik memasaknya yang agak rumit serta memerlukan waktu cukup lama, menjadikannya sebagai makanan yang nikmat dan tahan lama. Masyarakat Minang juga dikenal akan aneka masakannya yang memiliki citarasa pedas membuat masakan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga dapat ditemukan di hampir seluruh Nusantara. Masakan lainnya yang khas antara lain Asam Pedas, Soto Padang, Sate Padang, dan Dendeng Balado. Masakan ini umumnya dimakan langsung dengan tangan.

B.    ALASAN ORANG MINANG MENYUKAI MAKANAN PEDAS DAN BERSANTAN
Orang minang dengan cabe bagai api dengan asap tidak dapat terpisahkan. Entah bagaimana kisahnya dimulai,yang jelas cabe digunakan hampir dalam semua masakan. Menurut blog dari Indra J Pilliang bahwa cabe yang tumbuh didaerah minang memang lebih pedas dari cabe biasanya. Menurut kami,kesukaan orang minang terhadap cabai juga dipengaruhi dengan warna merah yang khas dari cabai karena oran minang juga identik dengan warna merahnya. Cita rasa yang utama di temui pada masakan khas Minang adalah gurih dan pedas. Rasa gurih dan pedas tersebut diperoleh dari santan dan cabai merah yang memang banyak di konsumsi orang Minang. Rasa gurih dan pedas ini yang berasal dari santan dan cabe, dapat dicampur dengan bahan baku apa saja. Semisal, bahan baku hewani , yaitu ; daging sapi, ayam atau bebek, ikan laut, ikan tambak, termasuk telur ayam. Sementara sayurannya lebih banyak menggunakan kacang panjang, daun singkong, pakis, nangka, buncis, serta petai dan jengkol. Khasiat Bumbu tradional Minang. Bumbu dalam masakan Minang memegang peranan penting dalam setiap masakan. Di Sumatera Barat terdapat dua bagian yaitu daerah dipegunungan dan pesisir daerah di pinggiran pantai. Daerah pegunungan dan pesisir masing-masing mempunyai makanan khas yang lezat. Makanan daerah pesisir biasanya mengolah ikan. Kuliner yang paling dikenal adalah gulai kepala ikan kakap dengan rasa yang tidak terlalu pedas. Berbeda dengan daerah pegunungan gulainya mempunyai rasa yang pedas karena bumbu lebih rempah dan rasa yang lebih kuat. Karena daerah pegunungan adalah daerah yang tentu saja dingin sehingga membutuhkan makanan dengan bumbu yang menghangatkan badan. Sate padang di daerah Bukittinggi dan Padang Panjang memiliki kuah berwarna kuning, sementara di daerah pesisir kuahnya berwarna merah.

C.    ALASAN ORANG MINANG LEBIH MENYUKAI CABAI MERAH
Rasa pedas bisa saja diperoleh dari cabe rawit, cabe hijau, maupun merica. Tapi kebanyakan masakan Padang lebih banyak menggunakan cabe merah. Memang ada juga masakan seperti itik lada hijau yang menggunakan cabe hijau atau ikan asin lado ijau. Sebagai orang minang saya mencoba menjelaskannya. Makanan tak lepas dari kebudayaan dan adat istiadat suatu negeri. Dalam budaya minangkabau, tiga warna yang menjadi lambang adalah hitam, merah dan kuning (mirip bendera Jerman). Dalam prosesi budaya tiga warna ini mendominasi. Lihatlah pakaian pengantin dan pelaminan serta pakaian wanita minang. Kuat nuansa merahnya. Maka begitu juga pada makanannya. Cabe merah memberi warna yang dekat dengan budaya. Warna merah melambangkan ketegasan dan keberanian dan juga lambang kaum alim ulama.

D.    PELUANG USAHA YANG ADA DARI BUDAYA SUKU MINANGKABAU
Setelah mengetahui budaya dan kebiasaan orang-orang Minangkabau yang menyukai rasa pedas dan gurih serta menyukai warna merah kami menyimpulkan ada beberapa peluang usaha yang dapat dibuat jika hidup disekitar orang-orang padang atau minang,yaitu misalnya :
1.     Membuka restoran padang atau menjual makanan-makanan khas dari Sumatera Barat.
2.    Berjualan cabai merah dan hijau
3.    Berjualan pakaian berwarna merah,kuning dan hitam karena orang Padang kemungkinan besar menyukai warna-warna tersebut.
4.    Berjualan makanan bersantan seperti gulai kepala ikan.

BAB III
PENUTUP
Masakan Minangkabau tidak hanya disajikan untuk masyarakat Minangkabau saja, namun juga telah dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh Nusantara. Masyarakat Minang juga dikenal akan aneka masakannya yang memiliki citarasa pedas membuat masakan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga dapat ditemukan di hampir seluruh Nusantara. Kesukaan orang minang terhadap cabai juga dipengaruhi dengan warna merah yang khas dari cabai karena oran minang juga identik dengan warna merahnya. Cita rasa yang utama di temui pada masakan khas Minang adalah gurih dan pedas. Rasa gurih dan pedas tersebut diperoleh dari santan dan cabai merah yang memang banyak di konsumsi orang Minang.
Di Sumatera Barat terdapat dua bagian yaitu darek daerah dipegunungan dan pesisir daerah di pinggiran pantai. Daerah pegunungan dan pesisir masing-masing mempunyai makanan khas yang lezat. Makanan daerah pesisir biasanya mengolah ikan. Kuliner yang paling dikenal adalah gulai kepala ikan kakap dengan rasa yang tidak terlalu pedas. Berbeda dengan daerah pegunungan gulainya mempunyai rasa yang pedas karena bumbu lebih rempah dan rasa yang lebih kuat. Karena daerah pegunungan adalah daerah yang tentu saja dingin sehingga membutuhkan makanan dengan bumbu yang menghangatkan badan. Sate padang di daerah Bukittinggi dan Padang Panjang memiliki kuah berwarna kuning, sementara di daerah pesisir kuahnya berwarna merah. Dalam budaya minangkabau, tiga warna yang menjadi lambang adalah hitam, merah dan kuning (mirip bendera Jerman). Maka begitu juga pada makanannya Cabe merah memberi warna yang dekat dengan budaya. Warna merah melambangkan ketegasan dan keberanian dan juga lambang kaum alim ulama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar