1. Della Monica S
2. Ibnu Hansyah Putra
3. Indra Alim
4. Livia Faradila
5. Rahmadien
PENGARUH
BUDAYA SUKU MINANGKABAU TERHADAP PERILAKU MEREKA DALAM MEMILIH SUATU PRODUK
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya Minangkabau adalah
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan
berkembang di seluruh kawasan berikut daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini
merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di Nusantara yang sangat menonjol dan
berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang
menjadi anti-tesis bagi kebudayaan besar lainnya, yakni budaya Jawa
yang bersifat feodal dan sinkretik. Berbeda
dengan kebanyakan budaya yang berkembang di dunia, budaya Minangkabau menganut
sistem matrilineal baik
dalam hal pernikahan, persukuan, warisan, dan sebagainya.
Orang
Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang memiliki etos kewirausahaan yang
tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan serta bisnis yang
dijalankan oleh pengusaha Minangkabau di seluruh Indonesia. Selain itu banyak
pula bisnis orang-orang Minang yang dijalankan dari Malaysia dan Singapura.
Wirausaha Minangkabau telah melakukan perdagangan di Sumatera dan Selat Malaka,
sekurangnya sejak abad ke-7. Hingga abad ke-18, para pedagang Minangkabau hanya
terbatas berdagang emas dan rempah-rempah. Meskipun ada pula yang menjual
senjata ke Kerajaan Malaka, namun
jumlahnya tidak terlalu besar. Pada awal abad ke-18, banyak pengusaha-pengusaha
Minangkabau yang sukses berdagang rempah-rempah. Di Selat Malaka, Nakhoda
Bayan, Nakhoda Intan, dan Nakhoda Kecil, merupakan pedagang-pedagang lintas
selat yang kaya. Kini jaringan perantauan Minangkabau dengan aneka jenis usahanya,
merupakan salah satu bentuk kewirausahaan yang sukses di Nusantara. Mereka
merupakan salah satu kelompok pengusaha yang memiliki jumlah aset cukup besar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BUDAYA SUKU MINANGKABAU DALAM HAL MAKANAN
Memasak
makanan yang lezat merupakan salah satu budaya dan kebiasaan masyarakat
Minangkabau. Hal ini dikarenakan seringnya penyelenggaraan pesta adat, yang
mengharuskan penyajian makanan yang nikmat. Masakan Minangkabau tidak hanya
disajikan untuk masyarakat Minangkabau saja, namun juga telah dikonsumsi oleh
masyarakat di seluruh Belanda,
dan Amerika Serikat.
Rendang salah satu masakan khas MinangkNusantara. Orang-orang Minang biasa
menjual makanan khas mereka seperti rendang, asam pedas, soto padang,
sate padang,
dan dendeng balado di rumah
makan yang biasa dikenal dengan Restoran Padang. Masakan
Minangkabau merupakan masakan yang kaya akan variasi bumbu. Oleh karenanya
banyak dimasak menggunakan rempah-rempah seperti cabai, serai, lengkuas,
kunyit, jahe, bawang putih, dan bawang merah. Kelapa merupakan salah satu unsur
pembentuk cita rasa masakan Minang. Bahan utama masakan Minang antara lain
daging sapi, daging kambing, ayam, ikan, dan belut. Orang Minangkabau hanya
menyajikan makanan-makanan yang halal, sehingga mereka menghindari alkohol dan
lemak babi. Selain itu masakan Minangkabau juga tidak menggunakan bahan-bahan kimia
untuk pewarna, pengawet, dan penyedap rasa. Teknik memasaknya yang agak rumit
serta memerlukan waktu cukup lama, menjadikannya sebagai makanan yang nikmat
dan tahan lama. Masyarakat Minang juga dikenal akan aneka masakannya yang
memiliki citarasa pedas membuat masakan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia,
sehingga dapat ditemukan di hampir seluruh Nusantara.
Masakan lainnya yang khas antara lain Asam Pedas,
Soto
Padang, Sate Padang,
dan Dendeng Balado.
Masakan ini umumnya dimakan langsung dengan tangan.
B.
ALASAN ORANG MINANG MENYUKAI
MAKANAN PEDAS DAN BERSANTAN
Orang minang dengan cabe bagai
api dengan asap tidak dapat terpisahkan. Entah bagaimana kisahnya dimulai,yang
jelas cabe digunakan hampir dalam semua masakan. Menurut blog dari Indra J
Pilliang bahwa cabe yang tumbuh didaerah minang memang lebih pedas dari cabe
biasanya. Menurut kami,kesukaan orang minang terhadap cabai juga dipengaruhi
dengan warna merah yang khas dari cabai karena oran minang juga identik dengan
warna merahnya. Cita rasa yang utama di temui pada masakan khas Minang adalah
gurih dan pedas. Rasa gurih dan pedas tersebut diperoleh dari santan dan cabai
merah yang memang banyak di konsumsi orang Minang. Rasa gurih dan pedas ini
yang berasal dari santan dan cabe, dapat dicampur dengan bahan baku apa saja.
Semisal, bahan baku hewani , yaitu ; daging sapi, ayam atau bebek, ikan laut,
ikan tambak, termasuk telur ayam. Sementara sayurannya lebih banyak menggunakan
kacang panjang, daun singkong, pakis, nangka, buncis, serta petai dan jengkol.
Khasiat Bumbu tradional Minang. Bumbu dalam masakan Minang memegang peranan
penting dalam setiap masakan. Di Sumatera Barat terdapat dua bagian yaitu
daerah dipegunungan dan pesisir daerah di pinggiran pantai. Daerah pegunungan
dan pesisir masing-masing mempunyai makanan khas yang lezat. Makanan daerah pesisir
biasanya mengolah ikan. Kuliner yang paling dikenal adalah gulai kepala ikan
kakap dengan rasa yang tidak terlalu pedas. Berbeda dengan daerah pegunungan
gulainya mempunyai rasa yang pedas karena bumbu lebih rempah dan rasa yang
lebih kuat. Karena daerah pegunungan adalah daerah yang tentu saja dingin
sehingga membutuhkan makanan dengan bumbu yang menghangatkan badan. Sate padang
di daerah Bukittinggi dan Padang Panjang memiliki kuah berwarna kuning,
sementara di daerah pesisir kuahnya berwarna merah.
C.
ALASAN ORANG MINANG LEBIH
MENYUKAI CABAI MERAH
Rasa pedas bisa saja diperoleh
dari cabe rawit, cabe hijau, maupun merica. Tapi kebanyakan masakan Padang
lebih banyak menggunakan cabe merah. Memang ada juga masakan seperti itik lada
hijau yang menggunakan cabe hijau atau ikan asin lado ijau. Sebagai orang
minang saya mencoba menjelaskannya. Makanan tak lepas dari kebudayaan dan adat
istiadat suatu negeri. Dalam budaya minangkabau, tiga warna yang menjadi
lambang adalah hitam, merah dan kuning (mirip bendera Jerman). Dalam prosesi
budaya tiga warna ini mendominasi. Lihatlah pakaian pengantin dan pelaminan
serta pakaian wanita minang. Kuat nuansa merahnya. Maka begitu juga pada
makanannya. Cabe merah memberi warna yang dekat dengan budaya. Warna merah melambangkan
ketegasan dan keberanian dan juga lambang kaum alim ulama.
D.
PELUANG USAHA YANG ADA DARI
BUDAYA SUKU MINANGKABAU
Setelah mengetahui budaya dan
kebiasaan orang-orang Minangkabau yang menyukai rasa pedas dan gurih serta
menyukai warna merah kami menyimpulkan ada beberapa peluang usaha yang dapat
dibuat jika hidup disekitar orang-orang padang atau minang,yaitu misalnya :
1.
Membuka restoran padang atau
menjual makanan-makanan khas dari Sumatera Barat.
2.
Berjualan cabai merah dan hijau
3.
Berjualan pakaian berwarna
merah,kuning dan hitam karena orang Padang kemungkinan besar menyukai
warna-warna tersebut.
4.
Berjualan makanan bersantan
seperti gulai kepala ikan.
BAB III
PENUTUP
Masakan
Minangkabau tidak hanya disajikan untuk masyarakat Minangkabau saja, namun juga
telah dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh Nusantara. Masyarakat Minang juga
dikenal akan aneka masakannya yang memiliki citarasa pedas membuat masakan ini
populer di kalangan masyarakat Indonesia,
sehingga dapat ditemukan di hampir seluruh Nusantara.
Kesukaan orang minang terhadap cabai juga dipengaruhi dengan warna merah yang
khas dari cabai karena oran minang juga identik dengan warna merahnya. Cita
rasa yang utama di temui pada masakan khas Minang adalah gurih dan pedas. Rasa
gurih dan pedas tersebut diperoleh dari santan dan cabai merah yang memang
banyak di konsumsi orang Minang.
Di
Sumatera Barat terdapat dua bagian yaitu darek daerah dipegunungan dan pesisir
daerah di pinggiran pantai. Daerah pegunungan dan pesisir masing-masing
mempunyai makanan khas yang lezat. Makanan daerah pesisir biasanya mengolah
ikan. Kuliner yang paling dikenal adalah gulai kepala ikan kakap dengan rasa
yang tidak terlalu pedas. Berbeda dengan daerah pegunungan gulainya mempunyai
rasa yang pedas karena bumbu lebih rempah dan rasa yang lebih kuat. Karena
daerah pegunungan adalah daerah yang tentu saja dingin sehingga membutuhkan
makanan dengan bumbu yang menghangatkan badan. Sate padang di daerah
Bukittinggi dan Padang Panjang memiliki kuah berwarna kuning, sementara di
daerah pesisir kuahnya berwarna merah. Dalam budaya minangkabau, tiga warna
yang menjadi lambang adalah hitam, merah dan kuning (mirip bendera Jerman).
Maka begitu juga pada makanannya Cabe merah memberi warna yang dekat dengan
budaya. Warna merah melambangkan ketegasan dan keberanian dan juga lambang kaum
alim ulama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar