Nama Anggota :
1. NOVIANTI
2. HELDAWATI
3. NOVITA SARI
MOTIVASI KONSUMEN
1. Pengertian Motivasi
Motivasi
berasal dari bahasa latin “movere” yang artinya menggerakkan. Motivasi adalah
dorongan yang muncul dari dalam diri atau dari luar diri (lingkungan) yang
menjadi faktor penggerak ke arah tujuan yang ingin dicapai. Terkait dengan
konsumen, motivasi bisa diartikan sebagai suatu dorongan yang menggerakkan
konsumen untuk memutuskan bertindak ke arah pencapai tujuan, yaitu memenuhi
berbagai macam kebutuhan dan keinginan. Sebagai contoh, seorang konsumen
tertarik untuk membeli AQUA ukuran tertentu karna berharap bahwa dengan
membelinya, dia bisa ikut memberikan sumbangan pada gerakan pengadaan air
bersih yang di programkan oleh AQUA .
Namun
demikian, motivasi seseorang untuk melakukan atau membeli sesuatu yang
sesungguhnya memang sulit diketahui secara pasti karena motivasi merupakan hal
yang ada dalam diri seseorang dan tidak tampak dari luar. Motivasi akan
kelihatan atau tampak melalui perilaku seseorang yang dapat dilihat atau
diamati.
2. Proses Motivasi
Motivasi
bisa muncul jika seseorang merasakan adanya kebutuhan terhadap suatu hal atau
barang , dan berharap akan memperoleh manfaat tertentu dari barang atau hal
tersebut . Dua jenis manfaat yang mungkin dapat diperoleh dengan adanya
pemenuhan kebutuhan adalah manfaat yang mungkin dapat diperoleh dengan adanya
pemenuhan kebutuhan adalah manfaat utilatarian dan manfaat hedonis (pengalaman)
. Jeffrey et al (1996) menyebutkan bahwa proses motivasi terjadi karena adanya
kebutuhan , keinginan, atau harapan yang tidak terpenuhi yang menyebabkan
timbulnya ketegangan.
Menurut
Setiadi (2003:95), manfaat utilitarian merupakan atribut produk fungsional yang
objektif, sedangkan manfaat hedonis mencakup respon emosional, kesenangan
pancaindra, mimpi dan pertimbangan estetis. Manfaat utilitarian dan hedonis biasanya berjalan
serentak dalam sebuah keputusan pembelian. Ekspresi motivasi dalampembelian dan
pemakaian produk (manfat utilitarian dan hedonis) dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini
Manfaat yang
diharapkan agar pemberian
motivasi berjalan dengan lancar, proses motivasi yang jelas harus ada. Menurut
Setiadi (2003), proses motivasi terdiri atas tujuan, pemahaman kepentingan,
komunikasi efektif, integrasi tujuan dan
fasilitas.
v
Tujuan
Perusahaan
harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian
memotivasi konsumen ke arah itu, begitu juga dari sudut konsumen. Konsumen
memiliki kebutuhan, misalnya rasa lapar. Maka, produsen atau penjual memotivasi
konsumen untuk membeli produknya.
v
Pemahaman
Kepentingan
Perusahaan
harus bisa memahami keinginan konsumen, tidak hanya melihatnya dari kepentingan
perusahaan semata. Tugas produsen atau penjual adalah memenuhi kebutuhan atau
keinginan konsumen.
v
Komunikasi
Efektif
Komunikasi
efektif berarti melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar
konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa
mereka dapatkan. Promosi dengan berbagai bentuknya: periklanan, penjualan,
perseorangan, promosi penjualan dan publisitas adalah wujud komunikasi
produsen, penjual dengan konsumen
v
Integrasi
Tujuan
Proses
motivasi diperlukan untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan
konsumen. Tujuan perusahaan adalah pencarian laba serta perluasan pasar,
sedangkan tujuan individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.
Kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu, penting adanya
penyesuaian motivasi. Dengan begitu, terjadi hubungan yang saling
menguntungkan. Produsen menjadi pemberi solusi bagi permasalahan konsumen,
yaitu dengan adanya bermacam -macam kebutuhan dan keinginan.
v
Fasilitas
Perusahaan
harus memberi fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Sementara
lima konsep pokok dari studi tentang motivasi menurut sunarto (2003: 12) adalah
pengenalan kebutuhan , dorongan perilaku berdasarkan tujuan , objek insentif
dan afeksi. Agar lehih jelas mengenai proses motivasi yang terjadi pada
konsumen, perhatikan pada gambar di bawah ini
Terlihat
bahwa motivasi dimulai dengan adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri
konsumen
atau dari luar konsumen sehingga memicu pengenalan kebutuhan. Jika rangsangan menimbulkan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan kondisi faktuall, kebutuhan akan timbul. Setelah kebutuhan muncul, timbullah dorongan , yaitu keadaan afektif dimana seseorang mengalami dorongan emosi dan fisiologis . Apabila mengalami dorongan ini, mereka terlibat dalam perilaku berdasarkan tujuan (goal directed behavior) yang terdiri atas berbagai tindakan yang dilakukan untuk meringankan keadaan kebutuhan seseorang dalam konteks konsumen, seperti pencarian informasi dan berbicara dengan konsumen lain tentang sebuah produk. Sementara insentif konsumen adalah produk, jasa, informasi, bahkan orang lain yang diperkirakan konsumen akan memuaskan kebutuhan konsumen. Adanya garis dari objek insentif ke pengenalan kebutuhan berarti objek insentif sebelumnya merupakan penguatan, apakah objek tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen atau tidak.
atau dari luar konsumen sehingga memicu pengenalan kebutuhan. Jika rangsangan menimbulkan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan kondisi faktuall, kebutuhan akan timbul. Setelah kebutuhan muncul, timbullah dorongan , yaitu keadaan afektif dimana seseorang mengalami dorongan emosi dan fisiologis . Apabila mengalami dorongan ini, mereka terlibat dalam perilaku berdasarkan tujuan (goal directed behavior) yang terdiri atas berbagai tindakan yang dilakukan untuk meringankan keadaan kebutuhan seseorang dalam konteks konsumen, seperti pencarian informasi dan berbicara dengan konsumen lain tentang sebuah produk. Sementara insentif konsumen adalah produk, jasa, informasi, bahkan orang lain yang diperkirakan konsumen akan memuaskan kebutuhan konsumen. Adanya garis dari objek insentif ke pengenalan kebutuhan berarti objek insentif sebelumnya merupakan penguatan, apakah objek tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen atau tidak.
3. Konsep Motif dan Motivasi
Konsep motif dan motivasi dapat digambarkan
seperti berikut
1. Perangsang
materiil dan nonmaterill tercipta oleh internal dan eksternal perusahaan
2. Rangsangan
menciptakan keinginan (want) dan memengaruhi perilaku konsumen
3. Keinginan
menjadi daya penggerak dan kemauan konsumen
4. Kemauan
konsumen menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
5. Kebutuhan
dan kepuasan mendorong penciptaan perangsang yang selanjutnya (siklus)
4. Tujuan Motivasi Konsumen
Menurut
setiadi (2003) tujuan motivasi adalah :
1. Meningkatkan
kepuasan
2.
Mempertahankan loyalitas
3. Efisiensi
4. Efektivitas
5. Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan konsumen atau pembeli
5. Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan konsumen atau pembeli
5. Asas Motivasi
Menurut
setiadi 2003:101 , asas motivasi terdiri atas
1. Asas
Mengikutsertakan
Asas ini berusaha memberikan kesempatan
kepada konsumen untuk mengajukan ide-ide dan rekomendasi dalam proses
pengambilan keputusan
2. Asas
Komunikasi
Asas komunikasi berarti menginformasikan
secara jelas tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya , dan kendala yang
dihadapi
3. Asas
Pengakuan
Asas pengakuan berarti memberikan
penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada konsumen atas prestasi
yang dicapainya
4. Asas
Wewenang yang Didelegasikan
maksudnya memberikan kebebasan kepada
konsumen untuk mengambil keputusan dan berkreativitas sebebas-bebasnya , namun
tetap dengan beberapa aturan yang membatasi
5. Asas
Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik memotivasi
para konsumen dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping
berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang diharapkan konsumen dari produsen
Kebutuhan
manusia ( motif ) memiliki sifat-sifat sebagai berikut (Suryani. 2008) .
1. Kebutuhan
manusia sulit untuk bisa terpenuhi secara utuh
2. Kebutuhan
baru akan muncul setelah kebutuhan yang lama terpenuhi
3. Keberhasilan
untuk mencapai tujuan akan memengaruhi tujuan berikutnya
4. Motif
bersifat majemuk
6. Kebutuhan dan Tujuan dalam Konteks
Perilaku Konsumen
1. Fisiologis
2. Keamanan
3. Afiliasi dan Kepemilikan
4. Prestasi
5. Kekuasaan
6. Ekspresi Diri
7. Urutan dan Pengertian
8. Pencarian Variasi
9. Astribusi Sebab Akibat
McGregor mengklasifikasikan
kebutuhan manusia menjadi kebutuhan fisiologis, keamanan, pengakun, penghargaan
(ekspresi diri dan aktualisasi diri).
7. Klasifikasi Motif
Motif
yang dimiliki setiap konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan
di ambil. Secara garis besar, motivasi yang dimiliki konsumen dibagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu motivasi yang rasional dan motivasi yg irasional.
Setiadi
(2003 : 104 ) menyebutkan bahwa motif didasarkan pada pikiran yang sehat, patut
dan layak. Motif merupakan sebab-sebab yang menjadi dorongan. Tindakan seseorang
menjadi motif rasional, yaitu suatu dorongan untuk bertindak menurut pikiran
yang sehat, patut dan layak.Sementara motif emosional adalah motif yang
dipengaruhi oleh perasaan.
Menurut
Loudon dan Bitta (2008), klasifikasi motif ada tiga, yaitu
1. Motif Fisiologis dan Motif Psikogenik
2. Motif Disadari dan Motif Tidak Disadari
3. Motif Positif dan Motif Negatif
Konsumen
membeli dan mengonsumsi produk bukan hanya karena nilai fungsionalnya saja,
tetapi juga karena nilai sosial dan emosionalnya. Pembelian dilakukan atas
dasar kemampuan produk menstimulasi dan memuaskan emosi.
8. Metode dan Bentuk
Pemberian Motivasi
Setiadi
(2003) menyatakan bahwa pemberian
motivasi terdiri atas
1. Metode Langsung
(Direct Motivation), yaitu motivasi yang diberikan secara langsung kepada
setiap konsumen untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Metode ini bersifat
khusus, seperti bonus, tunjangan, penghargaan terhadap pelanggan, dan
sebagainya
2. Metode Tidak
Langsung (Indirect Motivation), yaitu motivasi yang diberikan hanya berupa
fasilitas - fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah konsumen untuk
melakukan pembelian, seperti pelayanan yang memuaskan dan kualitas barang yang
ditingkatkan
Sementara
betuk motivasi yang diberikan oleh perusahaan dapat berupa insentif positif
atau insentif negative. Dalam Setiadi (2003) disebutkan bahwa
1.
Motivasi
Positif (Insentif Positif) adalah motivasi yang diberikan oleh produsen yang tidak
hanya berupa sejumlah uang, tetapi juga bisa memotivasi (Merangsang Konsumen),
misalnya pemberian hadiah, diskon dan pelayanan
2.
Motivasi
Negatif (Insentif Negatif) adalah motivasi yang dikaitkan dengan pemberian
ganjaran pada sejumlah pembelian tertentu
9. Beberapa Teori Motivasi
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
2. Teori Pembelajaran McCelland
3. Teori Dua Faktor dari Herzberg
4. Teori Motivasi Herzberg
5.
Teori Motivasi Rata - Rata
10. Pengertian Afeksi
Dari
pendapat Mowen dan Minor (2002), Peter dan Olson (2000) disimpulkan bahwa afeksi
adalah tanggapan konsumen terhadap suatu rangsangan yang berasal dari
lingkungan dengan melibatkan perasaan. Sebagai contoh, seorang penonton
televise menangis ketika melihat kisah yang mengharukan dalam drama atau
telenovela yang ditontonnya
11. Jenis Tanggapan Afektif
Ketika
menerima rangsangan dari lingkungan, tanggapan atau rangsangan tersebut berbeda
antara orang yang satu dengan yang lainnya. Peter dan Olson (2000) menyatakan
bahwa orang dapat mengalami empat jenis tanggapan afektif, yaitu emosi,
perasaan tertentu, suasana hati dan evaluasi
Jenis Tanggapan Afektif
|
Tingkat Gerakan Fisiologis
|
Intensitas atau Kekuatan
Perasaan
|
Contoh Afeksi Positif dan
Negatif
|
|||
Emosi
Perasaan Tertentu
Suasana hati
Evaluasi
|
Aktivasi
dan gerakan tinggi
Aktivasi
dan gerakan lemah
|
Kuat
Lemah
|
Gembira dan cinta
Takut, bersalah, marah
Kehangatan, penghargaan,
kepuasan
Kesedihan, muak
Siaga, santai, senang
Sendu, bosan, lesu
Suka, bagus, menyenangkan
Tidak suka, jelek, tidak
menyenangkan
|
Pada Tabel di atas terlihat bahwa
keempat afeksi memiliki perbedaan dalam tingkatan keterlibatan gerakan badan
atau intensitas yang menyertai ketika mengalami keempat afeksi tersebut.
Semakin kuat tanggapan afektif, termasuk ketakutan atau marah, semakin mampu
tanggapan tersebut melibatkan tanggapan fisiologis (sesuatu yang ada di badan)
seperti meningkatnya tekanan darah atau debaran jantung, pernapasan dan mulut
kering.
Sementara
menurut Mowen dan Minor (2002), tanggapan afektif dalam diri manusia terdiri
atas dua dimensi, yaitu
1.
Menyenangkan
dan tidak menyenangkan
2.
Terdorong
– Pasif
Dalam
proses tanggapan afektif ada kemungkinan bahwa emosi dialamei oleh konsumen.
Sunarto (2003) menyatakan bahwa intensitas konsumen untuk merasakan emaosi ada
tiga, yaitu :
1.
Konsumen
mengalami emosi yang kuat
2.
Konsumen
mengalami seluruh emosi
3.
Konsumen berbeda dalam intensitas emosi
12. Sistem Afektif
Tanggapan
afektif diciptakan oleh sistem afektif. Menurut Peter dan Olson (2000), sistem
afektif bekerja atas lima dasar berikut :
1.
Sistem Afektif umumnya reaktif. Artinya
, sistem afektif seseorang biasanya menanggapi aspek nyata pada lingkungan
dengan segera dan secara otomatis.
2.
Masyarakat memiliki kontrol langsung
yang kecil atas tanggapan afektif mereka. Akan tetapi, seseorang dapat memiliki kontrol tidak langsung atas pengaruh
itu , yaitu dengan mengubah perilaku yang dapat memacu afeksi atau pindah ke
lingkungan lain.
3.
Tanggapan Afektif secara fisik ada di
dalam tubuh manusia. Reaksi fisik ini dapat menjadi perasaan yang sangat kuat
bagi orang yang mengalaminya. Gerakan tubuh seseorang sering mencerminkan
status afeksi mereka , seperti tersenyum ketika senang, meremas tangan ketika
marah , mengerutkan dahi ketika merasa terganggu , dan sebagainya .
4.
Sistem Afektif dapat menanggapi
berbagai rangsangan . sebagai contoh, konsumen dapat memiliki tanggapan
evaluasi pada suatu objek tertentu seperti saya tidak suka dengan pelayanan
ditoko tersebut.
5.
Tanggapan yang paling berpengaruh
adalah belajar. Hanya sedikit tanggapan afektif dasar, seperti kesukaan, memakan makanan manis atau reaksi negatif
atas suara yang keras , yang merupakan pembawaan sejak lahir. Konsumen belajar
dari beberapa tanggapan afektifnya (penilaian atau perasaan) melalui proses
pengondisian klasik. Konsumen juga mempelajari beberapa tanggapan afektif melalui
pengalaman sosialisasi ketika masih kanak-kanak .
13. Penyebab dan Dampak Keadaan Afektif
Konsumen
Ketika
menganalisis sebuah masalah manajerial atau kebijakan publik, para pemasar tentu
perlu mempertimbangkan penyebab dan dampak keadaan afektif konsumem. Bidang–bidang
riset konsumen dimana studi afeksi telah diimplikasikan dapat dilihat pada table
di bawah ini
1.
Perspekif Eksperiensial
|
Perspekif
eksperiensial meminta para peneliti dan manajer untuk mempertimbangkan peran
afeksi untuk memotivasi perilaku konsumen. Bidang-bidang pada minat tertentu
ini menginvestigasi pencarian kesenangan , dampak afektif iklan, dan peran
afeksi pada pembelian produk dengan keterlibatan tinggi
|
2. Formasi
Sikap
|
Afeksi
merupakan salah satu komponen sikap terhadap sebuah produk, iklan atau objek
lainya
|
3. Pemrosesan Informasi
|
Keadaan
afektif dapat memengaruhi memori, kapasitas kognitif, dan perhatian
|
4. Perilaku
Pilihan
|
Sebuah
pilihan dapat didasarkan atas aturan penyeleksian opsi yang membuat seseorang
merasa hal tersebut sebagai yang terbaik
|
5. Proses
Pacsapembelian
|
Afeksi
berhubungan erat dengan kepuasan pascapembelian, kesetiaan merk , dan
perilaku keluhan
|
6. Proses
Komunikasi
|
Pesan-pesan
yang diciptakan berfokus pada pemunculan emosi
|
7. Pengaruh
Situasional
|
Keadaan
suasana hati yang berasal dari situasi konsumen dan menggambarkan keadaan
afektif yang ringan
|
14. Implementasi Teori Motivasi dalam
Strategi Pemasaran
1. Merancang Segmentasi Pasar
Dalam
strategi pemasaran yang akan diterapkan perusahaan, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menetapkan segmentasi pasar. Hal ini perlu dilakukan karena
pasar itu kompleks, heterogen dan unik. Sulit bagi produsen/pemasar untuk bisa
memberikan kepuasan kepada semua konsumen. Oleh karena itu diperlukan tindakan
segmentasi pasar berdasarkan kriteria tertentu , misalnya jenis kelamin, daya
beli, pendidikan, geografis dan sebagainya .
2. Menargetkan (Targeting)
Setelah
segmentasi pasar dibuat, langkah berikutnya adalah menetapkan target pasar.
Sebagai contoh, dengan indikator daya beli, target pasar perusahaan ditetapkan,
misalnya konsumen dengan daya beli rendah saja atau tinggi saja .
3. Memosisikan
(Positioning)
Setelah
target pasar yang dituju jelas, langkah ketiga adalah pemosisian, yaitu
menancapkan nilai produk perusahaan benak konsumen, misalnya produk berkualitas
tinggi, produk tinggi, produk dengan harga termurah, perusahaan dengan
pelayanan yang unggul dan sebagainya .
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^
Please, orang pengen belajar, pengen pinter, jangan diajakin bodoh. Bego aja sendirian
HapusBagus cukup luas pembahasannya, tapi referensinya saja terlewatkan
BalasHapusterimakasih lengkap bgt :v
BalasHapusterimakasih lengkap bgt :v
BalasHapusApa hubungan motivasi dan kebutuan dengan perilaku
BalasHapusreferensinya kelupaan kak :(
BalasHapus