Nama Anggota : Ayu Paramidha
Yullia
KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN
A. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Schiffman dan Kanuk
(2000) mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua
pilihan alternatif atau lebih. Seorang konsumen yang hendak memilih harus
memiliki pilihan alternatif. Suatu keputusan tanpa pilihan disebut “Pilihan
Hobson”.
Kategori Keputusan
|
Alternatif A
|
Alternatif B
|
Keputusan membeli atau mengkonsumsi
|
Membeli rumah
|
Menyewa rumah
|
Keputusan pembelian atau konsumsi merek
|
Makan di Kentucky Fried Chicken
|
Makan di McDonald
|
Membeli tiket kelas ekonomi
|
Membeli tiket kelas bisnis
|
|
Keputusan saluran
|
Belanja di Hero Supermarket
|
Belanja di Makro
|
Keputusan cara pembayaran
|
Membayar tunai
|
Membayar dengan kredit
|
Contoh
beberapa keputusan yang harus diambil oleh konsumen (Sumber:Sumarwan, 2003)
Setiadi (2003)
mendefinisikan bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari
proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif
sebagai keinginan berperilaku.
Schiffman
dan Kanuk (2000) mengemukakan empat macam perspektif model manusia (model of man). Model manusia yang
dimaksud adalah suatu model tingkah laku keputusan dari seorang individu
berdasarkan empat perspektif, yaitu manusia ekonomi (economic man), manusia pasif (passive
man), manusia kognitif (cognitive man),
dan manusia emosional (emotional man).
Model manusia ini menggambarkan bagaimana dan mengapa seorang individu
berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.
1. Manusia
Ekonomi
Manusia dipandang
sebagai seorang individu yang memutuskan secara rasional. Agar dapat berpikir
secara rasional, seorang individu harus menyadari berbagai alternatif produk
yang tersedia. Dia juga harus mampu memeringkatkan alternatif tersebut
berdasarkan kebaikan dan keburukannya, dan mampu memilih yang terbaik dari
alternatif yang tersedia. Manusia ekonomi tidak menggambarkan manusia yang
sebenarnya. Manusia memiliki kemampuan dan keahlian yang terbatas sehingga
tidak selalu memiliki informasi yang sempurna mengenai produk dan jasa.
Keterbatasan seringkali menjadikan manusia tidak mau mengambil keputusan yang
insentif dengan mempertimbangkan banyak faktor.
2. Manusia
Pasif
Model ini menggambarkan
manusia sebagai individu yang mementingkan diri sendiri dan menerima berbagai
macam promosi yang ditawarkan pemasar.
Konsumen digambarkan sebagai pembeli yang irasional dan komplusif, yang siap
menyerah pada usaha dan tujuan pemasar. Model manusia pasif dianggap tidak realistis.
Model tidak menggambarkan peran konsumen yang sama dalam banyak situasi
pembelian. Peran adalah pencarian informasi mengenai alternatif produk dan
pemilihan produk yang bisa memberikan kepuasan terbesar.
3. Manusia
Kognitif
Model manusia kognitif
menggambarkan konsumen sebagai individu yang berfikir untuk memecahkan masalah
(a thinking problem solver). Model
manusia kognitif menggambarkan konsumen sebagai sebuah sistem pemrosesan
informasi. Pemrosesan informasi akan membawa konsumen pada pembentukan kesukaan
(preferensi) dan selanjutnya, pada
keinginan untuk membeli. Seorang konsumen tidak memiliki informasi yang
sempurna sebagaimana digambarkan oleh manusia ekonomi sehingga dia tidak bisa
mengambil keputusan dengan sempurna. Akan tetapi, dia sangat aktif mencari
informasi dan berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
4. Manusia
Emosional
Model ini menggambarkan
konsumen sebagai individu yang memiliki perasaan mendalam dan emosi yang
memengaruhi pembelian atau kepemilikan barang-barang tertentu. Perasaan seperti
rasa senang, takut, cinta, khawatir, fantasi atau kenangan sangat mempengaruhi
konsumen.
Pembelian produk yang
memenuhi kebutuan emosional adalah keputusan konsumen yang rasional. Suasana
hati sama pentingnya dengan emosi dalam pengambilan keputusan konsumen. Suasana
hati adalah perasaan (feeling state)
atau pikiran (state in mind). Emosi
adalah suatu respon terhadap lingkungan tertentu, sedangkan suasana lebih pada
suatu kondisi yang tidak berfokus, yang telah muncul sebelumnya ketika konsumen
melihat iklan, lingkungan eceran, merek atau produk.
B. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemecahan
Masalah
Pengambilan keputusan
konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Pemecahan
masalah konsumen sebenarnya merupakan suatu aliran tindakan timbal balik yang
berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan efektif,
serta tindakan perilaku. Periset dapat membagi aliran ini kedalam beberapa
tahap dan subproses yang berbeda untuk menyederhanakan masalah generik yang
menjelaskan lima tahapan atau proses dasar.
1. Tipe
Pengambilan Keputusan
Situasi pembelian itu
beragam. Jika ingin membeli sebuah rumah atau barang-barang tahan lama,
konsumen akan melakukan usaha yang intensif untuk mencari informasi. Situasi
pembelian yang berbeda menyebabkan konsumen tidak melakukan langkah atau
tahapan pengambilan keputusan yang sama. Schiffman dan Kanuk (2000) menyebutkan
3 tipe pengambilan konsumen, yaitu antara lain :
a. Pemecahan
masalah yang diperluas (extensive problem
solving)
Ketika konsumen tidak
memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek tertentu
pada kategori tersebut, atau tidak membatasi jumlah merek yang akan
dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, proses pengambilan
keputusannya bisa disebut pemecahan masalah yang diperluas (Schiffman dan
Kanuk, 2000).
Pemecahan masalah yang
diperluas biasanya dilakukan pada pembelian barang-barang tahan lama dan
barang- barang mewah seperti mobil, rumah, pakaian mahal, dan peralatan. Dalam
kondisi seperti ini, konsumen akan melakukan pencarian informasi yang
intensif serta melakukan evaluasi
terhadap beberapa atau banyak alternatif.
b. Pemecahan
masalah yang terbatas
Pada tipe keputusan ini
konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan
berbagai merek pada kategori tersebut. Namun, konsumen belum memiliki
preferensi tentang merek tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi
untuk bisa membedakan antara berbagai merek tersebut. Konsumen menyederhanakan
proses pengambilan keputusan karena konsumen memiliki waktu dan sumber daya
yang terbatas. Pembelian sebagian produk dipasar swalayan dilakukan dengan tipe
pengambilan keputusan seperti ini. Iklan dan peragaan produk ditempat penjualan
telah membantu konsumen mengenali produk.
c. Pemecahan
masalah rutin
Konsumen telah memiliki
pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Konsumen sering kali hanya
meninjau apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya membutuhkan sedikit
informasi. Pada kebanyakan pembelian makanan seperti mie instan, konsumen
biasanya hanya melewati dua tahapan : pengenalan kebutuhan dan pembelian. Jika
persediaan mie konsumen habis, timbul kebutuhan mie instan dan selanjutnya,
terjadi pembelian.
2. Langkah-langkah
Keputusan Konsumen
Keputusan
membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali
dengan langkah-langkah berikut.
a. Pengenalan
kebutuhan
Sebagai
contoh, ibu harus menghadapi masalah tekanan waktu. Dia harus mencuci baju
keluarganya, tetapi tidak memiliki banyak waktu untuk melakukannya. Kondisi ini
membangkitkan pengenalan akan kebutuhan pembantu rumah tangga atau kebutuhan
memiliki mesin cuci.
b. Waktu
Sebagai contoh, usia
yang lebih tua akan menyebabkan konsumen memiliki aspirasi dan nilai yang
berbeda. Konsumen yang lebih tua akan lebih memperhatikan kesehatannya sehingga
membutuhkan makanan-makanan yang sangat selektif agar terhindar dari berbagai
penyakit.
c. Perubahan
situasi
Konsumen yang masih
lajang mungkin akan menghabiskan sebagian besar pengeluarannya untuk hiburan.
Jika sudah menikah, konsumen tersebut akan mengenali banyak kebutuhan yang
lain, misalnya dia harus menabung lebih banyak untuk persiapan kelahiran
anaknya sehingga mungkin dia akan mengurangi pengeluaran untuk hiburan.
d. Kepemilikan
produk
Seorang konsumen yang
membeli mobil baru akan menyadari perlunya produk lain. Dia membutuhkan sampo
mobil, lap kanebo, peralatan uuntuk membersihkan mobil, bahkan orang lain yang
bisa membantunya mencuci dan membersihkan mobil.
e. Konsumsi
produk
Jika persediaan buah
dikulkas sudah habis, konsumen akan terpicu untuk membeli lagi buah untuk
kebutuhan konsumsinya. Habisnya persediaan makanan yang ada dirumah seringkali
mendorong konsumen untuk menyadari kebutuhannya dan segera membeli makanan agar
bisa tersedia untuk konsumsi berikutnya.
f. Perbedaan
individu
Konsumen membeli mobil
baru karena mobil lamanya sering mogok. Kebutuhan mobil baru timbul karena
konsumen merasakan keadaan yang sesungguhnya, yaitu bahwa mobil lamanya tidak
berfungsi dengan baik. Namun, ada juga konsumen yang berbeda. Kebutuhan mobil
baru muncul bukan karena mobil lama tidak berfungsi dengan baik tetapi karena
konsumen ingin terlihat trendi.
g. Pengaruh
pemasaran
Seorang peneliti telah
lama memiliki masalah tentang bagaimana mengolah data dengan cepat. Dia
menyadari bahwa dia membutuhkan komputer yang canggih untuk membantunya
mengolah data. Suatu saat dia melihat promosi yang menjelaskan sebuah komputer
baru dengan spesifikasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Si peneliti
tersebut akan menyadari kebutuhannya dan mengatakan bahwa komputer itulah yang
bisa memenuhi kebutuhannya.
h. Pencarian
infromasi
Konsumen akan mencari
informasi tentang berbagai jenis barang yang dibutuhkan, banyaknya merek yang
ada, harga, tempat pembelian, dan cara pembayaran yang sesuai. Konsumen akan
mencari informasi yang akan tersimpan didalam ingatannya (pencarian internal)
dan mencari informasi dalam luar ( pencarian eksternal).
i. Pencarian
internal
Langkah pertama yang dilakukan konsumen
adalah mengingat kembali semua informasi yang ada didalam ingatan. Proses
pencarian informasi secara internal dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Konsumen
akan berusaha mengingat semua merek dan produk
b. Konsumen
akan berfokus pada produk dan merk yang sangat dikenalnya
c. Konsumen
akan membagi produk dikenalnya dalam 3 kategori yaitu :
i. Kelompok
yang dipertimbangkan
ii. Kelompok
yang tidak berbeda
iii. Kelompok
yang ditolak
j. Pencarian
eksternal
Jika
apa yang dicari konsumen belum terpenuhi, konsumen akan berlanjut ke tahap
pencarian ekternal yaitu proses pencarian informasi mengenai berbagai produk
dan merk, pembelian, atau konsumsi pada lingkungan konsumen. Pencarian
informasi eksternal dibedakan kedalam beberapa dimensi :
1. Besarnya
pencarian yaitu banyaknya informasi yang dicari konsumen.
2. Arah
pencarian yaitu kegiatan konsumen untuk memilih merk, toko, atribut dan sumber
informasi
Urutan
pencarian yaitu bagaimana konsumen melakukan langkah-langkah kegiatan
pencarian.
3. Kriteria
evaluasi
Kriteria
evaluasi adalah karakteristik dari produk dan jasa yang digunakan untuk
mengevaluasi dan menilai alternatif pilihan. Sebagai contoh, ketika
mempertimbangkan lokasi, konsumen tidak hanya menekankan pada jauh dekatnya
lokasi, dari kantor atau jalan raya. Konsumen mungkin mempertimbangkan apakah
lokasi perumahan tersebut dianggap elit, biasa saja atau kumuh yang bisa
menggambarkan prestise dari lokasi rumah tersebut.
Menurut
engel et al (2006) terdapat 3 atribut
penting untuk evaluasi :
1. Harga
Harga
adalah atribut yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk
megevaluasi produk. Kenaikan harga sebagian bahan pokok atau produk konsumen
sering kali menimbukan gejolak sosial, bahkan demonstrasi konsumen untuk
memperjuangkan hak-haknya.
2. Merek
Merek
adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa atau simbol dan indikator
kulaitas dari sebuah produk. Merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen
menjadi sebuah citra, bahkan simbol status bagi produk tersebut.
3. Negara
asal
Konsumen
Indonesia dikenal sebagai konsumen yang menyukai produk impor mereka menganggap
produk impor merupakan produk yang lebih berkualitas daripada produk lokal.
Maka dari itu, dimana produk itu berasal seringkali menjadi pertimbangan
penting bagi konsumen untuk evaluasi.
C.
Implikasi
Pada Strategi Pemasaran
Pemasar yang menargetkan beberapa
segmen pasar sekaligus, masing-masing dengan proses pemecahan masalah yang
berbeda, harus mengembangkan multistrategi tersebut untuk mempengaruhi hasil
keputusan yang berbeda atau multistrategi disebut sebagai perilaku pilihan yang
rutin, pengambilan keputusan yang terbatas, dan intensif.
1. Perilaku
pilihan yang rutin
Pemasar merek yang telah mapan dan
memiliki pangsa pasar yang besar harus terus memelihara merek mereka agar tetap
ada pada set yang dibangkitkan dalam benak segmen pasar yang paling
menjanjikan.
Pemasar merek baru/merek yang pangsa
pasarnya rendah harus berupaya menyela proses pemecahan masalah otomatis
konsumen. Tujuannya adalah untuk menarik konsumen ke tingkat pengambilan
keputusan terbatas yang lebih terkontrol dan disadari, yang memasuki merek baru
tersebut kedalam set yang dipertimbangkan
2. Pengambilan
keputusan yang terbatas
Sebagian besar keputusan konsumen
membutuhkan upaya pemecahan masalah yang terbatas karena sebagian besar
konsumen telah memiliki sejumlah besar informasi produk yang berasal dari
pengalaman masa lalu. Oleh karena itu, dasar strategi pemasarannya adalah
menyiapkan informasi tambahan agar tersedia bagi konsumen kapanpun dan
dimanapun mereka membutuhkannya. Iklan untuk meningkatkan kesadaran utama dapat
membantu membawa suatu merek ke dalam set yang dibangkitkan dari alternatif
pilihan pada proses awal pengambilan keputusan. Hal ini penting karena sebagian
besar konsumen cenderung tidak melakukan pencarian alternatif besar konsumen
cenderung tidak melakukan pencarian alternatif lainnya secara ekstensif.
3. Pengambilan
keputusan yang ekstensif
Dalam
situasi pengambilan keputusan yang ekstensif dimana pengetahuan sangat rendah,
konsumen membutuhkan informasi tentang segala sesuatu, termasuk tujuan akhir
mana yang penting, alternatif pilihan mana yang relevan,kriteria pilihan mana
yang tepat dan sebagainya. Konsumen yang berada dalam situasi pemecahan maslah
yang ekstensif akan memperlihatkan informasi yang relevan, dan termotivasi
untuk memahaminya. Pemasar dapat mengambil manfaat dari daya serap informasi
konsumen dengan menyajikan contoh gratis, kupon potongan harga, atau percobaan
gratis untuk membantu konsumen mendapatkan pengetahuan tentang merek yang ditawarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar