NAMA
ANGGOTA KELOMPOK :
DINDA
YUNITASARI K
NUR
HASANAH ANGGRAINI
ALYA
FATRA ARIEF
KUALITAS JASA DAN LOYALITAS KONSUMEN
A. Pengertian jasa
Jasa
merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen
dan proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu
produk fisik, jasa tidak mengakibatkan peralihan atau kepemilikan terdapat
interaksi antara pengguna dan penyediaan jasa .
B. Karakteristik jasa
1.
Tidak berwujud (intingibility)
Jasa berbeda dengan barang karna jasa
tidak bisa dilihat, dirasa, diraba , didengar sebelum jasa itu dibeli .
konsumen tidak dapat menilai dari jasa sebelum mereka menikmatinya sendiri .
2.
Tidak terpisahkan (inseparahbility)
Jasa biasanya dijual terlebih dahulu baru
kemudian di konsumsi dan di produksi secara bersamaan . interaksi antara
penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa .
keduanya mempengaruhi hasil dari jasa tersebut.
3. Bervariasi (variability)
Jasa bersifat sangat variabel karna
merupakan keluaran non baku (nonstandardized output) artinya banyak variasi
bentuk , kualitas , jenis , dan lain-lain .
4. Tidak tahan lama (perishsability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan
lama dan tidak dapat disimpan.
C. Klasifikasi jasa
1. Segmen
pasar
Berdasarkan segmen pasarnya , jasa dapat
dibedakan menjadi jasa konsumen akhir dan jasa bagi organisasional .
2. Tingkat
keberwujudan
Berdasarkan kriteria ini jasa dapat di bedakan
menjadi 3 macam yaitu,
a. Jasa Barang sewa
b. Jasa Barang milik
c. Jasa nonbarang
3. Keterampilan
penyediaan jasa
Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia
jasa terdapat 2 tipe pokok jasa yaitu,
a.
Jasa profesional
b. Jasa
nonprofesional
4. Tujuan organisasi jasa
Berdasarkan tujuan organisasi , jasa dapat
diklasifikasikan menjadi jasa komersial (komersial sevice) atau jasa laba
(provit service) .
5. Regulasi
Dari aspek regulasi , jasa dapat
dibagi menjadi jasa teregulasi (regulated sevice) dan jasa non regulasi (nonregulated service).
6. Tingkat
intensitas karyawan
Berdasarkan
intensitas karyawan tingkat (keterlibatan tenaga kerja) , jasa dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu jasa berbasis peralatan (equipment – based
service) dan jasa berbasis manusia (people- based service) . jasa berbasis
manusia masih dapat diklasifikasikan lagi menjadi 3 kategori yaitu, tidak
terampil , terampil , dan pekerja profesional . (kotler dalam Tjiptono , 2005)
.
7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan
Berdasarkan
tingkat kontaknya , secara umum jasa dapat dibagi menjadi jasa kontak tinggi
(high contact service) dan jasa kontak rendah (low contact service).
D.
Strategi Pemasaran Jasa
Gronroos dalam kolter (2005) berpendapat
bahwa pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal , melainkan
juga mepasaran internal yang interaktif. Pemasaran eksternal menggarmbarkan
pekerjaan biasa untuk menyiapkan , menetapkan harga , mendistribusikan , dan
mempromosikan jasa tersebut kepada konsumen . Pemasaran interaktif
menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani clien . Clien menilai jasa
bukan hanya berdasarkan mutu teknis nya , tetapi juga berdasarkan mutu
fungsional nya .
E. Kualitas Jasa
E.1. Pengertian Kualitas
Kotler (2005) merumuskan bahwa
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk , jasa
, manusia , proses , dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Kualitas
Memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan .Parasuraman ( 2002)
mendefinisikan kualitas jasa sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan .
E.2. Dimensi Kualitas Jasa
Parasuraman
(2002) mengemukakakan lima dimensi kualitas jasa , yaitu ,
1. Keandalan ( Releability) , yaitu
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan tepat ( accurately)
dan kemampuan untuk dipercaya (dependably) .
2. Daya Tanggap (responsiveness) , yaitu
kemauan atau keinginan para karyawan untuk
membantu memberikan jasa yang
dibutuhkan konsumen.
3. Jaminan (assurance) , meliputi pengetahuan
, kemampuan , keramahan , kesopanan , dan
sifat dapat di percaya dari kontak
personal untuk menghilangkan sifat keragu-raguan
konsumen dan membuat mereka
terbebas dari bahaya dan resiko.
4. Empati , yang meliputi sikap kontak
personal atau perusahaan untuk memahami
kebutuhan dan kesulitan , konsumen ,
komunikasi yang baik , perhatian pribadi , dan
kemudahan untuk melakukan
komunikasi atau hubungan .
5. Produk-produk fisik (tangibles) ,
tersedia nya fasilitas fisik , perlengkapan dan sarana
komunikasi , dan
lain-lain yang bisa dan harus ada dalam proses jasa .
E.3. Model kualitas jasa
Parasuraman (2002) mengidentifikasi lima
gap yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa. Kelima gap tersebut adalah :
1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi
manajemen, yaitu ada nya
perbedaan antara penilaian pelayanan menurut pengguna
jasa dan persepsi
manajemen mengenai harapan pengguna jasa .
2. Gap antara persepsi manajemen terhadap
harapan konsumen dan spesifikasi
kualitas jasa.
3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan
penyampaian jasa (service delivery).
Kesenjangan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor
berikut :
A. Ambiguitas pesan
B. Konflik pesan
C. Kesesuaian pegawai
D. Kesesuaian teknologi
E. Sistem pengendalian dari atasan
F. Kontrol yang dirasakan (perceived control)
G. Kerja tim (team work)
4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi
eksternal, ekspektasi pelanggan
atas kualitas pelayanan dipengaruhi oleh
pernyataan yang dibuat oleh
perusahaan
mengenai komunikasi pemasaran.
5. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang
diharapkan.,Yaitu adanya
perbedaan persepsi antara jasa yang diharapkan dan
yang diharapkan oleh
pelanggan
E.4. Mengukur Kualitas Jasa
Mengukur
Kualitas jasa berarti mengevaluasi atau membandingkan kinerja suatu jasa
dengan
seperangkat standart atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk model
pengukuran .
F.LOYALITAS KONSUMEN
F.I. Pengertian Loyalitas Konsumen
Olliver
dalam Hurriyati (2005) menyatakan bahwa loyalitas adalah komitmen
pelanggan
bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan
pembelian
ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datanG
meskipun pengaruh situasi dan usaha – usaha pemasaran mempunyai potensi untuK
menyebabkan perubahan perilaku .
F.2 Karakteristik
Loyalitas Konsumen
Griffin
(2005) menyatakan bahwa konsumen yang loyal memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchaes).
b. Melakukan pembelian di semua lini produk
atau jasa (purchases across product and
service lines).
c. Merekomendasikan produk lain (refes other).
d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik
produk sejenis dari pesaing (demonstrates
on immunity to the full of the competition)
F.3 Merancang dan Menciptakan Loyalitas
Loyalitas
pelanggan tidak bisa tercipta begitu saja ,tetapi harus dirancang oleH
pelanggan . Adapun tahap – tahap perancangan loyalitas sebagai berikut:
1. Mendefinisikan nilai pelanggan (define
customer value)
2. Merancang pengalaman pelanggan bermerek
( design the branded custome
experience).
3. Melengkapi orang dan menyampaikan secara
konsisten (eqip people and deliver
consistenly).
4. Menyokong dan meningkatkan kinerja (sustain and enchance performance) .
F.4 Tahap – Tahap Loyalitas
Proses
seorang calon pelanggan menjadi pelanggan yang loyal terhadap perusahaan
terbentuk melalui beberapa tahapan . Hill dalam Hurriyati (2005) mengemukakan
loyalitas pelanggan dibagi menjadi enam tahapan , yaitu Terduga (suspect) , Prospek
(prospect) , Pelanggan (customer)
,Pendukung klien (client advocast)
, dan mitra
(Partners).
F.5 Prinsip
- prinsip Loyalitas
Kotler
(2005) mengemukakan bahwa loyalitas konsumen pelanggan dapat diibaratkan
sebagai perkawinan antara perusahaan dan publik (terutama pelanggan inti) .
Jalinan
realasi ini akan langsung bila dilandasi sepuluh prinsip pokok loyalitas
pelanggan
berikut :
1.
Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integrasi utuh
2. Nilai
tambah ( kualitas , biaya, waktu siklus , teknologi , profitabilitas dan
sebagainya
) , dalam kemitraan antara pelanggan dan
pemasok .
3. Sikap
salin percaya antara manajer dan karyawan , pelanggan dan
Perusahaan.
4. Keterbukaan
5.
Pemberian bantuan secara aktif dan konkret .
6. Tindakan
berdasarkan semua unsur antusiasme konsumen .
7. Fokus
pada faktor – faktor tidak terduga yang bisa menghasilkan
kesenangan
pelanggan.
8.
Kedekatan dengan pelanggan eksternal dan internal.
9.
Pembinaan relasi dengan pelanggan pada tahap purnabeli.
10.Antasipasi
kebutuhan dan harapan pelanggan di masa datang .
F.6 Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
Zeithaml
dan Bitner (2005) mengemukakan bahwa untuk mewujudkan daN
mempertahankan
loyalitas pelanggan dibutuhkan langkah kunci yang saling terikat
yaitu :
1. Komitmen
dan keterlibatan manajeman puncak.
2. Tolak
ukur (Internal)
3. Identifikasi
kebutuhan pelanggan
4.
Penilaian kapabilitas persaingan
5.
Pengukuran kepuasan dan loyalitas pelanggan
6. Analisis umpan balik dari pelanggan ,
mantan pelanggam , non pelanggan dan pesaing
7. Perbaikan berkesinambungan
Griffin (2005)
mengemukakan keuntungan – keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila
memiliki konsumen yang loyal , antara lain :
1. Dapat mengurangi
biaya pemasaran ( Karena biaya untuk menarik konsumen yang baru lebih mahal)
2.
Dapat mengurangi biaya transaksi
3.
Dapat mengurangi biaya perputaran konsumen atau turn over (Karena pergantian konsumen yang lebih
sedikit )
4. Dapat
meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan
5.
Mendorong getok tular (word of mouth)
yang lebih positif
6.
Dapat mengurangi biaya kegagalan ( seperti biaya penggantian dll)
F.7 Mengukur Loyalitas
Untuk
mengukur loyalitas diperlukan beberapa atribut , yaitu
1. Mengatakan hal yang positif
tentang perusahaan kepada orang lain
2.
Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain yang meminta saran
3.
Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan pertama ketika melakukan pembelian
jasa
4.
Melakukan lebih banyak bisnis atau pembelian dengan perusahaan dalam beberapa tahun
mendatang
Tjiptono
(2005) mengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen , yaitu
1. Pembelian
ulang
2. Kebiasaan
Mengkonsumsi merek
3. Rasa suka
yang besar pada merek
4.
Ketetapan pada merek
5.
Keyakinan bahwa merek tertentu merek yang terbaik.
6.
Perekomendasian merek pada orang lain
F.8 Pengaruh Kualitas Jasa
Terhadap
Loyalitas Nasabah
Mckevhine (2012) mengemukakan bahwa
kepuasan pelanggan pada dasarnya adalah fungsi dari harapan dan presepsi
terhadap kinerja suatu produk setelah pelanggan mendapatkan atau menggunakan
layanan . pelanggan yang setia cenderung membeli lebih banyak sehingga laba
perusahaan akan bertambah dan perusahaan akan mempunyai pelanggan yang loyal . Kotlet (2005) . mengemukakan bahwa kualitas
memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. kualitas memberikan
suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan
perusahaan . Dalam jangka panjang ,ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan
memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka . Perusahaan
harus mengutamakan layanan yang memuaskan konsumen sehingga terbentuk loyalitas
yang sesungguhnya . perusahaan harus mengutamakan layanan , memonitor keluhan –
keluhan para konsumen , dan harus selalu tanggap terhadap keluhan para
pelanggan.